Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet). (ist)

Nasional

Bamsoet: Rp178 Triliun Dana Pemerintah Daerah yang Mengendap di Bank Harus Dibuat Produktif, Pemda Harus Tunjukkan Sensitivitas

Jumat 01 Okt 2021, 17:27 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pemerintah mengalokasikan anggaran sampai Rp 744,75 triliun untuk penanganan dampak Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Dari total anggaran itu, sebanyak Rp 187 triliun dimanfaatkan untuk merealisasikan perlindungan atau jaring pengaman sosial. 

Anggaran penanganan dampak pandemi Covid-19 dan jaring pengaman sosial itu langsung ditransfer ke sejumlah kementerian dan lembaga (K/L) serta semua pemerintah daerah (Pemda).
 
"Bersama dengan realisasi anggaran PEN yang menyasar pelaku usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM) serta korporasi, alokasi anggaran untuk program perlindungan sosial seperti program kartu pra kerja,  subsidi listrik, BLT serta BST, termasuk insentif tenaga kesehatan (Nakes) bertujuan untuk menopang dan merawat kinerja ekonomi, utamanya pada aspek permintaan, penawaran atau konsumsi dan produksi," kata Ketua MPR Bambang Soesatyo, Jumat (1/10/2021).
 


Bamsoet menyebut, konsumsi masyarakat atau rumah tangga menjadi faktor paling signifikan yang memengaruhi dinamika dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Tinggi rendahnya konsumsi dipengaruhi oleh daya beli masyarakat. Karena itu, program seperti BLT, BST, Kartu pra kerja plus dukungan kepada UMKM dan korporasi bermakna strategis, yakni menggerakan permintaan dan produksi. 

"Ketika mesin pabrik mulai produktif lagi, komunitas pekerja pun kembali bekerja. Sebagaimana telah dipahami bersama, salah satu dampak paling nyata dari krisis kesehatan sekarang ini adalah ambruknya kinerja atau produktivitas mesin-mesin perekonomian," katanya

Bamsoet mengatakan, endapan dana Pemda di perbankan bukan kasus baru, karena sudah sering dipersoalkan pada tahun-tahun terdahulu.

Tetapi, ketika endapan dana itu masih terjadi sepanjang hampir dua tahu durasi pandemi, fakta ini menjadi penanda rendahnya sensitivitas aparatur pemerintah pada penderitaan dan ketidaknyamanan masyarakat akibat dampak buruk krisis kesehatan sekarang ini.

Kalau pemanfaatan semua dana itu produktif di masa pandemi, dampak positifnya pasti bisa dirasakan dan dinikmati masyarakat.

Bamsoet mengatakan, total anggaran Pemerintah Daerah yang mengendap di bank mencapai Rp178 triliun lebih. Besarnya endapan anggaran ini jadi penanda rendahnya pemda terhadap penderitaan rakyat.
 
"Hingga 31 Agustus 2021, total anggaran pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota, yang mengendap di bank mencapai Rp 178,55 triliun. Artinya, ada potensi belanja pemerintah daerah yang begitu besar tetapi belum direalisasikan. Kalau potensi belanja sebesar itu bisa segera direalisasikan, dampaknya terhadap pemulihan ekonomi daerah cukup signifikan," ucapnya.

Dalam konteks ini, setiap Pemda disarankan untuk lebih menunjukan kepedulian pada realisasi anggaran daerah untuk bantuan sosial dan insentif usaha bagi warga terdampak Covid-19. Hal ini penting dan perlu digarisbawahi oleh Pemda, karena realisasi dua mata anggaran itu belum menggembirakan. 

"Ada anggaran daerah Rp 12,11 triliun untuk perlindungan sosial, dan Rp 13,35 triliun untuk pemberdayaan ekonomi. Pada Juli 2021 misalnya, realisasi anggaran perlindungan sosial baru mencapai Rp 2,3 triliun atau 19,2 persen dari pagu. Dan, realisasi anggaran pemberdayaan ekonomi baru Rp 2,4 triliun atau 17,8 persen dari pagu," sebutnya.
 
Masyarakat tentu sangat kecewa dan marah dengan fakta seperti ini. Namun, berdebat dan saling menyalahkan tidak akan menyelesaikan masalah utamanya, yakni mendorong pemulihan ekonomi daerah. Kendati mungkin tidak tepat waktu, belum terlambat bagi semua Pemda untuk bekerja lebih giat lagi.

"Hampir Rp 200 triliun dana Pemda yang tersimpan di bank itu harus dibuat produktif, dan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi warga di daerah bersangkutan," tutupnya. (*)


 

Tags:
BamsoetRp178 Triliun Dana Pemerintah Daerah yang Mengendap di BankHarus Dibuat ProduktifPemda Harus Tunjukkan Sensitivitas

Reporter

Administrator

Editor