DUNIA masih dibayang – bayangi ancaman gelombang ketiga Covid-19 dan varian baru virus corona, yang konon , lebih kebal vaksin.
Negeri kita pun tidak tinggal diam, menyusul adanya warning yang dikeluarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) itu. Bahkan, sejumlah upaya terus dilakukan pemerintah bersama jajarannya, semua pihak yang terkait untuk mengendalikan kasus Covid-19.
Ada atau tidak ada warning, berbagai upaya untuk mengatasi pandemi tiada henti dilakukan, tentu dengan sejumlah kebijakan yang disesuaikan dengan kondisi riil perkembangan kasus Covid di tanah air.
Hasilnya secara perlahan, namun pasti tingkat penularan virus corona dalam masyarakat kian menurun.
Jumlah warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 semakin menurun, pasien sembuh terus meningkat sehingga kasus aktif (Jumlah pasien Covid-19 yang masih dalam perawatan baik di rumah sakit atau isolasi mandiri) terus berkurang.
Dari sebelumnya mencapai 500 ribu orang pada pertengahan Juli lalu, kini tinggal 40 ribuan orang.
Meski begitu, masyarakat terus diingatkan untuk tidak lengah, jangan terlena, tidak terpukau dengan penurunan kasus tersebut. Artinya jangan karena kasus menurun, lingkungan tempat tinggal sudah masuk zona kuning, jauh dari penyebaran virus, kemudian beraktivitas tanpa memperhatikan protokol kesehatan. Kurang menjaga diri dengan tidak memakai masker saat berkumpul dan bersama tetangga.
Ngumpul – ngumpul di sebuah taman sambil makan dan ngopi bareng, tapi kurang menjaga jarak. Merasa diri lebih aman, lebih kebal karena sudah tuntas 2 kali divaksin.
Ngumpul – ngumpul membangun interaksi sosial dengan lingkungan adalah kodrati manusia sebagai makhluk sosial. Berkomunikasi, bertatap muka sambil ngopi bareng adalah satu wujud interaksi sosial yang kerap kita lakukan, lazimnya di akhir pekan sambil membahas persoalan – persoalan yang terjadi di lingkungan kita.
Ini makin positif, apalagi sekalian membahas bagaimana mencegah penyebaran Covid-19, membantu warga yang perlu bantuan karena sedang isolasi mandiri, atau dalam tahap pemulihan pasca terkena Covid.
Tentu, dalam berkegiatan positif ini jangan kemudian menjadi terlena akibatnya kurang disiplin protokol kesehatan. Jangan lengah karena situasi. Ini penting agar kita tetap waspada menjaga kesehatan, tetap melindungi diri dengan menerapkan prinsip – prinsip dasar protokol kesehatan.
Jangan lupa pula bahwa kita masih pandemi, virus corona ada di sekitar kita yang setiap saat dapat menulari siapa saja yang lengah menjaga diri.
Siapa menulari dan ditulari? Jawabnya diri kita yang abai melindungi diri. Sering melepas masker, malas mencuci tangan dengan sabun, kurang menjaga jarak, senang mendekati kerumunan, tidak membatasi mobilitas dan interaksi, utamanya di tempat umum yang berisiko terjadinya penularan. (Jokles)