ADVERTISEMENT

Awas! Penelitian Terbaru Ungkap Orang yang Tidak Divaksin 11 Kali Lebih Mungkin Meninggal Akibat Covid-19

Selasa, 28 September 2021 08:32 WIB

Share
Warga antusias mengikuti vaksinadi di Kelurahan Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (28/9/2021). (foto: poskota/cr01)
Warga antusias mengikuti vaksinadi di Kelurahan Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (28/9/2021). (foto: poskota/cr01)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Sebuah studi baru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menemukan bahwa orang yang tidak divaksinasi 11 kali lebih mungkin meninggal karena Covid-19 daripada orang yang sudah mendapat dua dosis penuh.

Data, yang dirilis Jumat (10/9/2021) menggarisbawahi “kekuatan vaksinasi,” kata Direktur CDC Dr. Rochelle Walensky dalam sebuah pengarahan.

Hasilnya muncul ketika varian Delta yang sangat menular, jenis dominan di Amerika Serikat, telah mendorong lonjakan kasus baru di seluruh negeri - sebagian besar di antara yang tidak divaksinasi.

"Intinya adalah ini - kami memiliki alat ilmiah yang kami butuhkan untuk membelokkan pandemi ini," kata Walensky kepada wartawan, dikutip PosKota.co.id dari laman NewYorkPost.

“Vaksinasi berfungsi dan akan melindungi kita dari komplikasi parah Covid-19,” tambah Walensky.

“Ini akan melindungi anak-anak kita dan memungkinkan mereka untuk tetap bersekolah untuk pembelajaran langsung yang aman.”

Studi ini meninjau hampir 600.000 kasus di 13 negara bagian dari 4 April hingga 17 Juli, yang menghubungkan status vaksinasi dengan hasil, kata CDC.

Sebuah studi CDC terpisah juga dirilis Jumat menunjukkan bahwa vaksin Moderna adalah yang paling efektif untuk melindungi terhadap infeksi serius yang memerlukan rawat inap.

Efektivitas vaksin di antara penerima Moderna adalah 95 persen, diikuti oleh tusukan Pfizer pada 80 persen dan Johnson & Johnson dosis tunggal pada 60 persen.

Efektivitas vaksin keseluruhan terhadap rawat inap adalah 86 persen, menurut penelitian, yang mengutip data dari 32.000 kasus dari Juni hingga Agustus – ketika varian Delta menjadi jenis virus yang dominan.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT