ADVERTISEMENT

Jangan Merasa Sudah Dua Kali Divaksin

Selasa, 28 September 2021 09:30 WIB

Share
Jangan Merasa Sudah Dua Kali Divaksin. (Kartunis/Sental-Sentil/Poskota.co.id)
Jangan Merasa Sudah Dua Kali Divaksin. (Kartunis/Sental-Sentil/Poskota.co.id)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

DUNIA masih dibayang – bayangi  ancaman gelombang ketiga Covid-19 dan varian baru virus corona, yang konon , lebih kebal vaksin.

Negeri kita pun tidak tinggal diam, menyusul  adanya warning yang dikeluarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) itu. Bahkan, sejumlah upaya terus dilakukan pemerintah bersama jajarannya, semua pihak yang terkait untuk mengendalikan kasus Covid-19.

Ada atau tidak ada warning, berbagai upaya untuk mengatasi pandemi tiada henti dilakukan, tentu dengan sejumlah kebijakan yang disesuaikan dengan kondisi riil perkembangan kasus Covid di tanah air.

Hasilnya secara perlahan, namun pasti tingkat penularan virus corona dalam masyarakat kian menurun.

Jumlah warga yang terkonfirmasi positif  Covid-19 semakin menurun, pasien sembuh terus meningkat sehingga kasus aktif  (Jumlah pasien Covid-19 yang masih dalam perawatan baik di rumah sakit atau isolasi mandiri) terus berkurang.

Dari sebelumnya mencapai 500 ribu orang pada pertengahan Juli lalu, kini tinggal 40 ribuan orang.

Meski begitu, masyarakat terus diingatkan untuk tidak lengah, jangan terlena, tidak terpukau  dengan penurunan kasus tersebut. Artinya jangan karena kasus menurun, lingkungan tempat tinggal sudah masuk zona kuning, jauh dari penyebaran virus, kemudian beraktivitas tanpa memperhatikan protokol kesehatan. Kurang menjaga diri dengan tidak memakai masker saat berkumpul dan bersama tetangga.

Ngumpul – ngumpul di sebuah taman sambil makan dan ngopi bareng, tapi kurang menjaga jarak. Merasa diri lebih aman, lebih kebal karena sudah tuntas 2 kali divaksin.

Ngumpul – ngumpul membangun interaksi sosial dengan lingkungan adalah kodrati manusia sebagai makhluk sosial. Berkomunikasi, bertatap muka sambil ngopi bareng adalah satu wujud interaksi sosial yang kerap kita lakukan, lazimnya di akhir pekan sambil membahas persoalan – persoalan yang terjadi di lingkungan kita.

Ini makin positif, apalagi sekalian membahas bagaimana mencegah penyebaran Covid-19, membantu warga yang perlu bantuan karena sedang isolasi mandiri, atau dalam tahap pemulihan pasca terkena Covid.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT