KOTAWARINGIN, POSKOTA.CO.ID – Seorang oknum pimpinan pondok pesantren bernama Ahmad Kholil telah menyetubuhi dua wanita yang sedang hamil tua dengan mdus ‘kumpul siri’.
Peristiwa itu terjadi di sebuah pondok pesantrean Nurul Hikmah yang berlokasi di Kecamatan Pangkalan Lada, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.
Ahmad Kholil kini sudah ditetapkan sebagai seorang tersangka setelah terbukti menyetubuhi dua wanita yang tengah hamil tua.
Demi menyalurkan nafsu bejatnya, Ahmad Kholil dengan berani memberi ancaman agar kedua wanita itu mau bersetubuh dengannyaa.
Kasus ini pada akhirnya terbongkar setelah kedua korban melaporkan aksi bejat Ahmad Kholil ke SPKT Polres Kalimantan Barat.
Kapolres Kotawaringin Barat, AKBP Devy Firmansyah menjelaskan bahwa awlanya sang korban pertama yakni LF datang ke Pondok Pesantren Nurul Hikmah bersama suaminya pada Minggu (5/9/2021).
Keduanya rela datang ke Ponpes itu pada larut malam yakni sekira pukul 23.55 WIB karenaingin berkonsultasi perihal masalah rumah tangganya.
Setelah sampai di Ponpes, LF menjelaskan maksud dan tujuannya datang ke tempat itu kepada Ahmad Kholil.
Niat bejat Kholil sudah bisa terlihat dari momen ini, ia lantas meminta suami LF agar keluar dari ruangan dan mencari air di perbatasan.
Tak berpikir lama, suami LF kemudian benar-benar mengiyakan permintaan dari Kholil dan mulai berjalan menuju ke perbatasan.
Setelahnya Ahmad Kholil muali memberikan tawaran ke LF untuk segera melakukan ritual kumpul siri.
Pada saat itu LF tak langsung menerimanya bahkan menolak permintaan itu, tetapi Kholil justru memberikan ancaman yakni jika LF menolak maka hubungannya dengan suami dan anak bisa hancur.
Dengan ancaman yang dibuat-buat itu akhirnya LF mulai melakukan hubungan intim dengan tersangka.
“Korban (LF) sedang hamil dan usia kandungan korban sekitar delapan bulan," ujar Kapolres, Senin (13/9/2021).
Lebih parahnya lagi, Kholil tidak hanya melakukan tindakan bejat itu satu kali saja.
Kholil juga pernah melakukan hal yang sama tujuh bulan sebelumnya dengan wanita lain.
Pada Februari 2021, seorang perempuan berinisial T yang sedang mengandung 4 bulan mengalami kasus serupa dengan LF.
T mencoba berkonsultasi dengan LF dan menanyakan bagaimana cara menyelesaikan soal permasalahan keluarga.
Korban T yang didampingi oleh rekannya diminta masuk ke dalam kamar mandi Kholil, tetapi rekannya hanya menunggu di luar dan membeli air ke warung.
Kholil mulai bertanya kepada T apakah dia ingin melakukan ritual dengan cara disetubuhi atau tidak.
Mendengar tawaran itu, T lantas menolaknya tetapi disaat yang bersamaan Kholil mengancam apabila tidak mau melakukan adegan ranjang bersamanya maka kandungan yang ada di dalam perutnya itu akan mengalami keguguran.
Benar saja akhirnya T mau melakukan hubungan intim dengan Kholil karena terpaksa dan takut dengan ancaman yang telah disebutkan sebelumnya. (cr03)