Ini sebagai bentuk antisipasi negara kita untuk melindungi setiap warga negaranya dari berbagai ancaman, termasuk serangan varian Mu yang sekarang sudah masuk Jepang dan Hongkong.
Varian Mu pertama kali ditemukan di Kolombia, Januari lalu.
Kini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang melakukan pemantauan khusus, apakah varian Mu lebih cepat menular dari varian asli Covid-19.
Mengingat sejumlah informasi menyebutkan varian baru ini lebih cepat menyebar dan menunjukkan resistensi terhadap kekebalan yang dibangun vaksin.
Artinya dapat mengurangi daya kekebalan tubuh seseorang yang telah divaksin. Ini yang sedang diteliti lebih lanjut.
Menurut WHO juga, vaksin yang memiliki efikasi atau efektivitas di atas 50 persen merupakan standar untuk membentuk kekebalan tubuh.
Sementara vaksin yang digunakan di negeri kita, memiliki efikasi di atas 50 persen, yang berarti masih efektif.
Seperti dikatakan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito, sejauh ini terdapat enam jenis vaksin yang digunakan di tanah air, yakni vaksin CoronaVac produksi Sinovac, Astrazeneca, Moderna, Sinopharm, Pfizer, dan vaksin produksi Bio Farma dengan bahan baku dari Sinovac.
Kita berdoa semoga varian Mu dan gelombang ketiga Covid-19 menjauh dari negeri kita.
Meski begitu upaya pencegahan harus dilakukan oleh kita semua, dengan senantiasa menjalankan protokol kesehatan.
Senantiasa waspada dan hati – hati melakukan aktivitas di luar rumah yang berpotensi akan terjadinya penularan. (Jokles)