JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin menegaskan ekspor pertanian nasional terus meningkat. Pada periode Januari sampai dengan Juni 2021 nilai ekspor pertanian mencapai Rp277,95 triliun.
"Ini meningkat 40,29 persen dibanding periode yang sama tahun 2020," terang Wapres saat mengikuti acara Panen Perdaya Peremajaan Pasar Rakyat (PSR) dari kediaman resmi wapres di Jakarta, Kamis (2/9/2021).
"Pada tahun 2020, ekspor pertanian tumbuh 15,79 persen atau mencapai Rp451,77 triliun dibanding dengan periode yang sama di tahun 2019," tambahnya.
Wapres juga mengungkapkan sebagai penghasil kelapa sawit terbesar di dunia dan menguasai 55 persen pasar ekspor global, industri dan perkebunan kelapa sawit memiliki peran strategis dalam pembangunan ekonomi Indonesia.
"Industri dan perkebunan kelapa sawit mampu menciptakan kesempatan kerja yang cukup luas dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang terkait," terang Ma'ruf Amin.
Dia menjelaskan berdasarkan data Kementerian Pertanian tahun 2019, jumlah petani yang terlibat di perkebunan kelapa sawit sebanyak 2,67 juta orang dan jumlah tenaga kerja yang bekerja di perkebunan kelapa sawit sebanyak 4,42 juta orang.
"Khusus untuk ekspor komoditas kelapa sawit di tahun 2020 mencapai 22,97 miliar dolar AS atau setara dengan Rp321,5 triliun. Angka ini naik 13,6 persen dibandingkan tahun 2019," katanya.
Wapres menandaskan program Peremajaan Sawit Rakyat merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan produktivitas kebun sawit rakyat yang masih tergolong rendah, yaitu sekitar 3,7 ton per hektar per tahun, padahal potensi yang dapat dihasilkan bisa mencapai 8 ton per hektar per tahun.
Selain sebagai bentuk keberpihakan pemerintah kepada pekebun rakyat, peremajaan sawit rakyat juga merupakan bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional yang mampu menyerap banyak tenaga kerja di masa pandemi Covid-19.
"Sampai dengan tahun 2022, Pemerintah mentargetkan peremajaan sawit rakyat pada lahan seluas 540.000 hektar. Untuk tahun 2021, program ini ditargetkan menyasar seluas 180.000 hektar dengan alokasi dana sebesar Rp5,567 triliun," "utara Wapres.
Untuk mencapai target tersebut, Pemerintah bersama seluruh pemangku kepentingan industri sawit perlu bersatu padu, bekerja bersama, dan berkolaborasi. Diperlukan kerjasama yang erat oleh tiga pihak dalam rangka pengelolaan sawit berkelanjutan, yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat. (johara)