BEKASI, POSKOTA.CO.ID - Sempat viral di media sosial dan menimbulkan banyak pertanyaan dari warganet saat video dua orang perempuan menyuntikan vaksinasi sendiri tanpa memakai perlengkapan APD yang lengkap.
Video yang di unggah oleh akun Instagram @bekasikinian pun menunculkkan banyak pertanyaan, apakah dua orang tersebut tenaga kesehatan atau masyarakat biasa, lalu apakah betul lokasi kejadian tersebut berada di wilayah Jatibening, Kota Bekasi.
Hal itu kini terjawab oleh Mulyadi, Lurah Jatibening Baru.
Dirinya mengatakan bahwa memang dua orang tersebut sempat vaksin di lokasi area lingkungan Kelurahan Jatibening, pada Selasa (24/08) lalu.
Meski terlihat berperawakan tambun, dua orang tersebut berstatus ibu dan anak kandung.
Adapun siapa yang melakukan suntik vaksin adalah ibu yang menyuntikan vaksin ke lengan anaknya.
Menanggapi video yang viral di sosial media tersebut, dokter Yuni (50) angkat bicara, ia pun mengatakan tindakannya tersebut sudah dilakukan sesuai SOP.
Bahwa pada Selasa (24/08) itu memang betul dia yang melakukan suntik vaksin kepada anaknya.
Adapun mengapa ia melakukan suntik vaksin tersebut tanpa memakai APD yang lengkap, karena tindakan itu dilakukan secara spontanitas.
Alasannya adalah, anaknya memang takut akan jarum suntik dan dilokasi kejadian anaknya tersebut nampak gelisah dan histeris.
"Kebetulan anak saya ini histeris dengan jarum suntik dan saat penyuntikan, sebelumnya sudah dibujuk oleh nakes yang sedang berdinas. Namun anak saya karena takut ia berusaha menghindar dengan lari-lari gitu hingga tiga kali," ucap Yuni.
Yuni mengaku bahwa melihat anaknya yang nampak takut akan jarum suntik, dirinya spontan dengan tegas meminta sang anak untuk diam dan ia langsung menyuntikan vaksin.
"Saya naluri sebagai ibu, saya dudukin paksa dan langsung saya suntikan dengan secara spontan, karena saya melihat hal itu sangat menggangu pelaksanaan vaksinasi yang sedang berjalan," tambahnya.
Dalam Narasi tersebut, pengunggah video menulis bahwa dua orang perempuan itu menyerobot antrian, dan menyuntikan vaksin sendiri.
Hal tersebut turut ditanggapi oleh Yuni, menurutnya, ia dan anaknya sudah ikut antrian, ketika nama sang anak dipanggil, tiba tiba histeris dengan lari-lari tak ingin disuntik.
"Kesannya karena ribet jadi saya tarik kesana, jadi seakan akan seolah tak ikut antrian, jadi saya sebagai ibu, karena ini vaksin kedua, jadinya biar cepat langsung saya dudukin, 'brekk' (suara dudukan) langsung saya suntik saja sendiri," terangnya.
Terkait izin kepada para nakes yang sedang bertugas, ia pun mengatakan, tindakannya juga spontanitas.
"Spontan saja, kebetulan karena suntikannya disebelah sini (berada didekat nya), anak saya terlihat gelisah, dengan mondar mandir gitu, sampai kaya nakesnya juga (menghela nafas) gitu, saya merasa aduh kaya merepotkan sekali, jadi saya spontan saja,"papar Yuni.
Meski ia menyuntikan sendiri ke lengan anaknya, tetapi kondisi anaknya saat ini baik-baik saja.
"Meski saya yang menyuntikkan, tapikan saya nyuntiknya nggak asal-asalan, terbukti memang anak saya sejauh ini tidak kenapa-kenapa, atau pegal-pegal juga tidak dan demam pun juga tidak," tambahnya.
Saat dikonfirmasi oleh sejumlah media, Yuni mengatakan memang betul dia merupakan tenaga kesehatan, dan menjadi relawan di setiap kegiatan.
Atas tindakannya tersebut, dirinya telah meminta maaf kepada para pihak pihak yang terkait karena telah membuat heboh dalam kegiatan vaksin Covid-19.
"Saya pribadi, meminta maaf kepada pihak kelurahan Jatibening, kedua, Kepala Puskesmas sebagai pihak penyelanggara vaksin nasional beserta jajarannya dan ketiga kepada masyarakat khususnya di masyarakat Jatibening dan pemerintah setempat yang menyelenggarakan vaksin tersebut," ucap Yuni saat bertemu awak media di Kantor Kelurahan Jatibening, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi Kamis (26/08/2021) Sore. (kontributor/ihsan fahmi)