JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin menegaskan bahwa wakaf uang memiliki peran penting, selain sebagai dana abadi umat, juga mendorong pertumbuhan perekonomian negara.
"Berdasarkan data Badan Wakaf Indonesia (BWI) pada Tahun 2018 potensi wakaf uang nasional diperkirakan mencapai Rp180 triliun per-tahun," ujar Wapres.
Itu disampaikan Wapres pada acara Gerakan Sadar Wakaf "Sumatera Berwakaf" yang dilaksanakan secara dari kediaman resminya, Jakarta, Jumat (13/08/2021).
Hadir secara virtual Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, Gubernur Riau Syamsuar, Ketua BWI M Nuh, termasuk Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar, dan Staf Khusus Wapres Masduki Baidlowi dan Bambang Widianto.
"Wakaf uang selain sebagai dana abadi umat untuk mewujudkan kesejahteraan sosial, juga mendorong pertumbuhan perekonomian negara," terang Wapres.
Wapres menjelaskan manfaat wakaf dalam pembangunan telah dibuktikan di banyak negara seperti Kuwait dan Mesir. Di Kuwait dana wakaf terus berkembang dalam berbagai proyek investasi pembangunan properti, pertokoan, permukiman selain masjid-masjid.
Sementara di Mesir, dana wakaf juga dikembangkan melalui investasi infrastruktur seperti pengelolaan terusan Suez, selain dalam pembiayaan Universitas Al-Azhar.
"Dengan demikian dana wakaf dapat terus berkembang dan memberikan manfaat kepada umat. Oleh karena itulah maka wakaf dinamakan sebagai sedekah jariyah yang pahalanya mengalir terus kepada pemberi wakaf(wakif)," lanjutnya.
Saat ini, praktik wakaf tidak hanya diterapkan oleh negara-negara islam, namun juga diterapkan di negara-negara non-islam seperti Amerika Serikat, Singapura, Thailand dan lain-lain.
"Contoh di Amerika Serikat masyarakat muslim membentuk Kuwait Awqaf Public Foundation (KAPF), begitu pula di negara lain melalui lembaga yang beredar beda," pungkas Wapres.
Wapres menandaskan peran dan kemanfaatan wakaf yang begitu besar telah dirasakan oleh negara-negara di dunia, dan kemanfaatan wakaf terus berkelanjutan dan mendukung target Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 yaitu mengurangi kemiskinan.
Pada awal kemerdekaan Indonesia, gerakan wakaf pernah dilakukan oleh masyarakat Aceh berupa pembelian pesawat pertama Republik Indonesia, yang kemudian menjadi cikal bakal Garuda Indonesia. Contoh lainnya yang merupakan dana wakaf adalah kontribusi pada pembangunan tugu Monumen Nasional (Monas) dan lain-lain.
Dalam rangka memperoleh kemanfaatan wakaf yang lebih besar, praktik wakaf mulai bergeser dari yang awalnya hanya pada harta dan benda tidak bergerak, kini wakaf dapat dilakukan melalui benda yang dinilai lebih produktif dan memiliki nilai ekonomi.
Selain itu, tambah Wapres, memudahkan siapa saja untuk berwakaf, yaitu: melalui wakaf uang. Gerakan Nasional Wakaf Uang (GNWU) telah dicanangkan Presiden Jokowi pada tanggal 25 Januari 2021 lalu.
Wakaf uang memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan di Indonesia. Pada tahun 2018, Badan Wakaf Indonesia (BWI) menyampaikan bahwa potensi wakaf uang nasional diperkirakan dapat mencapai Rp180 triliun per-tahun. (johara)