"Ke-16 awak itu pun awalnya diberikan pelatihan dan menggunakan alat pelindung diri (APD) demi terhindar dari bahaya Covid-19," ujarnya.
Alhamdulillah, kata Ali, dalam tugas pertama itu pun awaknya dinilai berhasil dalam melaksanakan evakuasi warga yang terkonfirmasi Covid-19.
Namun, karena jumlah warga yang terpapar semakin banyak, permintaan untuk evakuasi pun bertambah dan membuat pihaknya harus menyiapkan awak lain.
"Saat itulah kami pun harus menyiapkan bus khusus dengan memberi sekat agar tak terlalu dekat dengan pasien," tuturnya.
Pada saat diberlakukannya lockdown di ibukota, kata Ali, pihaknya pun kembali diminta untuk membantu mobilisasi para tenaga kesehatan.
Dimana 36 bus disiapkan untuk antar jemput tenaga kesehatan ke rumah sakit dalam upaya percepatan penanganan Covid-19.
"Pelayanan itu pun kami berikan hingga menjangkau Jabodetabek, dan hingga kini sudah melayani 840 ribu tenaga medis," ujarnya.
Dengan terjun semakin dalam, kata Ali, pihaknya sadar akan bahaya dari Covid-19 karena berada didalamnya.
Akhirnya, sebanyak 56 awak bus yang terpapar dan salah seorang pengemudi meninggal dunia.
"Namun, terpaparnya awak bus, nyatanya tak membuat mereka ketakutan. Karena hingga kini semua pelayanan masih terus dilakukan dan pada penyekatan kemarin pun ikut turun tangan dalam mengakut pemudik yang terpapar," ungkapnya.
Dikatakan Ali, semakin terjun terlalu dalam dan menganggap misi kemanusiaan, yang membuat awak bus semakin bekerja secara maksimal.
Pasalnya, tugas utama yang hanya sebagai mobilisasi pengangkutan namun di lokasi berkata lain.