Ilustrasi Nah Ini Apel Bini Orang Tengah Malam Sandal Jepit Jadi Barang Bukti. (ucha)

Nah Ini Dia

Apel Bini Orang Tengah Malam Sandal Jepit Jadi Barang Bukti

Minggu 02 Mei 2021, 07:30 WIB

SEKDES Ramijan, 40, benar-benar tidak sensitip. Tengah malam kok “apel” ke Ismiati, 35, bini orang yang sedang proses cerai. Ya digerebeklah. Bu Sekdes awalnya tak percaya kelakuan suami nylekuthis (celamitan) seperti. Tapi begitu ditunjukkan bukti sandal non Munarman, langsung mencak-mencak. 

Sesama pamong desa apel di kelurahan atau kantor desa, sudah biasalah itu! Mereka apel sekitar pukul 08.00. Setelah kerek bendera, menyanyikan lagu Indonesia Raya disusul pengarahan dari Pak Kades/Lurah, apel pun bubar.

Tapi jika apelnya tengah malam, dan di rumah istri orang lagi, itu layak dan patut dicurigai. Jangan-jangan apel itu malah akronim: ayo pelukan!

Ny. Ismiati warga Karangmoncol Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang (Jateng), menjabat sebagai pamong desa yang ditempatkan sebagai Kasie Urusan Kesra.

Tugasnya banyak, dia menyusun APBDes secara tepat guna, berdasarkan Dana Desa yang masuk. Ini pekerjaan yang memerlukan kecermatan, sebab jika sampai ada dana yang bocor karena pembukuan tidak tertib Kasie Kesra bisa “digantung” duluan.

Dan Bu Kasie Kesra ini belakangan tambah ribet, karena dibelit urusan rumahtangganya. Meski anak sudah dua, rumahtangga dilamun badai sehingga nyaris bubaran. Suami istri ini sedang mengurus perceraian di Pengadilan Agama Pemalang.

Tak jelas apa pangkal masalahnya. Apa suami kena PHK gara-gara Covid-19? Sepertinya bukan, sebab misalkan hanya kena PHK, toh istri punya sumber penghasilan sendiri.

Di kala pikirannya bercabang-cabang, ya soal pekerjaan desa ya urusan rumahtangga, eh......tengah malam pukul 22.00 Sekdes Ramijan datang ke rumah, urusan pekerjaan. Karena Sekdes juga atasannya, dia terima dengan baik. M

ereka pun berembug soal pekerjaan di kantor desa. Saking seriusnya, Ismiati sampai lupa akan statusnya belakangan ini. Begitu juga Pak Sekdes, lupa pula akan status Kasie Kesra tersebut.

Yang tidak lupa justru warga desa. Kehadiran Sekdes tengah malam ditafsiri warga sebagai tindakan yang mencurigakan. Bukankah Ny. Ismiati sedang dalam proses cerai, kenapa Pak Sekdes datang tengah malam? Jangan-jangan Sekdes Ramijan mau “oper garap”, maksudnya menggarap Ismiati karena sudah hampir jadi janda. Ini mah cari yang sempit-sempit mumpung ada kesempatan!

Sejumlah pemuda pun segera merapat ke rumah Ismiati. Sebetulnya mereka langsung mau menggerebek, tapi nggak enak juga. Sebab Sekdes Ramijan orangnya baik.

Maka mereka hendak lapor ke Bu Sekdes saja, biar dialah yang turun tangan. Sebagai bukti maka sandal Swalow milik Ramijan itu dibawa. Bila nantinya Bu Sekdes marah, pastilah menjadi lebih heboh ketimbang sandal Munarman.

Bu Sekdes kaget juga tengah malam didatangi sejumlah anak muda. Makin kaget lagi ketika dilapori Pak Sekdes tengah malam main ke rumah Ny. Ismiati yang hendak cerai dari suaminya.

Tapi melihat kelakuan suami selama ini, tak mungkinlah. Jangan-jangan kalian salah lihat, kata Bu Sekdes. Tiba-tiba mereka tunjukkan sandal itu. “Bu, ini bukan sandal Munarman, tapi asli milik Pak Ramijan,” kata para pemuda.

Begitu melihat sandal itu, Bu Sekdes terkesiap. Sambil cincing-cincing rok, dia langsung melabrak ke rumah Ismiati. Pintu digedor-gedor. Ramijan dan Ismiati pun keluar dengan pakaian lengkap.

Pak Kades pun sampai turun tangan, karena apel tengah malam Pak Sekdes ke rumah Bu Kasie Kesra menjadi viral di antara mulut warga.

Malam itu juga disidangkan di balai desa. Karena memang tak ada bukti perselingkuhan, Pak Kades hanya minta agar Ramijan dan Ismiati minta maaf. Mereka mengaku lupa bahwa status “wanita mau cerai” itu benar-benar sensitip, karena bisa dimanfaatkan oleh orang yang tak bertanggungjawab. Untungnya warga bisa memahami dan bubar. Pulang langsung masak persiapan sahur! (GTS)

Tags:
Nah Ini DiaBini OrangSendak Jepit

Administrator

Reporter

Guruh Nara Persada

Editor