MASIH ada sekitar 10 juta warga akan mudik lebaran, meski terdapat larangan. Itu prediksi Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy.
Diperkirakan masih sekitar 13 persen masyarakat yang tidak mematuhi larangan mudik tahun ini. Angka 13 persen itu jumlahnya sekitar 10 juta orang.
Perkiraan ini pun berdasarkan kepada pengamatan larangan mudik tahun lalu, di mana masih terdapat masyarakat yang tetap mudik lebaran.
Kita tahu, meski tahun lalu juga diberlakukan larangan mudik, tetapi masih banyak yang melakukan perjalanan mudik.
Bahkan, situasi tahun lalu menggambarkan antara pemudik dan petugas yang mengawasi mudik main “kucing - kucingan” dengan menggunakan jalan tikus dari satu kota ke kota lainnya hingga sampailah le kampung halaman, meski perjalanan lebih lama.
Berdasarkan pengalaman itu pula maka pengawasan melalui penyekatan larangan mudik di sejumlah titik, termasuk jalan tikus, lebih ditingkatkan. Setidaknya 333 titik penyekatan disebar di seluruh daerah potensial jalur mudik.
Sebanyak 10 juta orang yang tetap melakukan perjalanan mudik, masih prediksi. Angka tersebut boleh jadi berkurang atau malah bertambah masih belum pasti.
Ini akan terdeteksi dari pergerakan masyarakat pada pertengahan bulan Ramadan. Adakah mobilitas masyarakat ke luar daerah meningkat pada akhir pekan minggu kedua bulan Ramadan atau akhir April ini.
Kita tentu berharap mobilitas tersebar ke arah sana, jauh hari sebelum akhir Ramadan sehingga mudik terlaksana, tetapi tidak harus melanggar aturan.
Rasanya kurang pas, jika ingin pulang kampung berlebaran bersama keluarga, membangun siturahmi dengan keluarga besar, dengan kerabat, dan sanak saudara, tetapi dilakukan saat diberlakukan larangan mudik lebaran pada 6 -17 Mei 2021. Kemudian dicap sebagai pelanggar aturan.
Boleh saja mudik di antara tanggal tersebut, sepanjang memenuhi persyaratan, di antaranya karena perjalanan dinas, memiliki surat izin dari kantornya, bagi warga masyarakat, izin dari kelurahan /desa karena keperluan mendesak sehingga harus pulang kampung di saat larangan mudik diberlakukan.
Sisi lain yang perlu dilakukan adalah secara terus menerus melakukan sosialisasi guna menurunkan minat mudik lebaran tahun ini, yang dibarengi dengan kebijakan semacam kompensasi kemudahan fasilitas publik bagi mereka yang tidak mudik.
Kita tahu larangan mudik bertujuan untuk keselamatan kita semua, guna mencegah merebaknya penularan virus corona.
Jangan sampai kasus yang sudah melandai, menjadi melonjak akibat mobilitas penduduk saat berlebaran. Ini yang perlu kita cegah bersama. (jokles)