SERANG, POSKOTA.CO.ID - Berdasarkan catatan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Banten, Kabupaten Serang merupakan wilayah kedua yang memiliki garis pantai sepanjang 92,00 km, disusul kemudian Kabupaten Lebak dengan panjang garis pantai mencapai 91,42 km.
Sedangkan yang berada di urutan nomor satu adalah Kabupaten Pandeglang dengan panjang garis pantai 230,00. Makanya kemudian tidak heran jika Kabupaten Pandeglang menjadi lumbung ikan di Provinsi Banten.
Berdasarkan potensi dasar kewilayahan garis pantai tersebut, area pengusahaan perikanan di Kabupaten Serang memiliki potensi indikatif seluas 118.183 hektar. Terdiri dari potensi area pengusahaan perikanan tangkap seluas 97.822 hektare (82,77%) dan perikanan budidaya seluas 20.361 hektare (17,23%).
Baca juga: Luapan Situ Pengarengan Rendam Pemancingan dan Jalan Juanda, Arus Lalu Lintas Macet
Di samping potensi itu, bagi para pecandu strike mancing, wilayah Kabupaten Serang juga kerap dijadikan sebagai salah satu sport favorit melepas ketegangan adrenalin, terutama di wilayah pesisir pantai yang banyak terdapat budidaya perikanan (empang) dari mulai Kecamatan Pontang, Tirtayasa sampai Kecamatan Tanara.
Di wilayah pesisir Serang Utara ini, hampir setiap akhir pekan selalu dikunjungi oleh para penyuka mancing. Mereka datang rata-rata dari wilayah Serang bahkan ada juga dari Tangerang.
Mancing di empang mempunyai sensasi berbeda dari pada di tempat pemancingan pada umumnya. Sebab, selain ikannya banyak, sensasi lain yang tidak akan ditemukan ditempat pemancingan lainnya adalah ikan hasil mancing bisa langsung diolah sesuka hati.
Baca juga: Perahu Diterjang Puting Beliung, 6 Pemancing Tenggelam di Perairan P.Tunda 1 Orang Ditemukan Tewas
Oleh karena itu tidak jarang para pemancing di Serang Utara ini membawa bekal beras serta bumbu-bumbu lainnya, sebagai bekal untuk bacakan nanti di empang.
Sidik (34) misalnya. Warga asal Kabupaten Lebak ini sudah mempersiapkan perbekalan untuk mancingnya sejak akhir pekan lalu.
Sidik mengaku sepulang kerja akhir pekan lalu ia mulai membeli perbekalan bumbu serta barang-barang lainnya kebutuhan 'bacakan' nanti, selain perbekalan peralatan dan amunisi mancing.
"Ya, biasa cabe bawang dan beras. Buat bacakan di empang nanti," ucapnya, saat mancing di Desa Domas, Kecamatan Pontang, Minggu (21/3/2021).
Baca juga: Diduga Terpeleset, Pemancing Ditemukan Tewas di Bekas Galian
Para pemilik empang memang mempersilahkan para 'tamu' yang akan mancing di empangnya, dengan catatan ikan hasil tangkapannya bukan ikan yang dipelihara oleh si empunya empang. Termasuk pemilik empang juga mempersilahkan para pemancing menggunakan saung miliknya untuk tempat berteduh atau untuk bacakan.
"Kalau dapat bandeng, biasanya saya lepaskan lagi, karena itu ikan budidaya. Incaran ikan lainnya seperti payus, Muhajir dan kakap yang menjadi sasaran," ujarnya.
Sidik mengaku sudah beberapa kali mancing di sini kala akhir pekan. Bagi Sidik, yang menjadikannya 'ketagihan' mancing di sini adalah suasananya yang berbeda.
"Di sini saya bisa mancing, terus bisa langsung dibakar juga ikannya. Suasana empangnya yang khas juga kadang membuat saya kangen pengen balik lagi," akunya.
Baca juga: Dua Pemancingan Liar yang Bendung Aliran Kali Sunter Dibongkar Petugas Gabungan
Sidik bukanlah orang pertama, ada Najiullah (35) yang juga penghobi mancing yang kala itu menemani. Najiullah merupakan warga asli Pontang yang kerap mengisi waktu akhir pekannya mancing di empang.
Najiullah bahkan sering menginap di empang. Sebab kala itu ia sedang mancing ikan kakap yang hanya bisa dilakukan dikala malam hari.
Ketika kondisi rob air laut bagus, para pemburu ikan kakap biasanya banyak mancing malam hari.
Baca juga: Pemancingan yang Menutup Aliran Kali Sunter Dibongkar Pakai Alat Berat
Mancing kakap memang sedikit membutuhkan kesabaran dan situasi yang hening. Jika terdapat suara obrolan yang terdengar, maka bisa dipastikan ikan kakap tidak akan mendekat.
"Selain itu juga tidak boleh ada cahaya. Makanya kalau lagi mancing kakap, api rokok juga kita sumputin supaya tetap terlihat gelap," akunya.
Menurut Najiullah, kalau sedang beruntung, tarikan ikan kakap di sini bisa mencapai 800 ons atau satu kilo kurang. Oleh karena itu, peralatan pancing yang dibawa juga harus tidak boleh sembarangan.
"Umpannya udang hidup. Udang ini juga bisa nyari di tepi empang atau beli," ungkapnya.
Baca juga: Sensasi Mancing di Laut, ‘Kail Dilempar, Strike Bro!’
Uniknya, lanjut Najiullah, para pemilik gubug dan empang di sini tidak mematok tarif biaya. Mereka biasanya selalu menerima berapapun yang dikasih.
"Kalaupun demikian, ya sewajarnya saja, tidak terlalu besar, juga tidak terlalu kecil. Kalau untuk rokok dan kopi mah pasti saya kasih juga," tuturnya. (kontributor banten/luthfillah/ys)