Kadiv Humas Polri Irjen Argo

Nasional

Parawijayanto Pimpinan Tertinggi Kelompok Teroris Jsmaah Islamiah, Latih Kader Muda Jadi Pasukan Khusus

Senin 04 Jan 2021, 22:40 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID –  Aksi terorisme yang terjadi di Indonesia selama ini dilakukan kelompok Jamaah Islamiyah (JI) pimpinan Parawijayanto alias Abang, alias Aji Pangestu, alias Abu Askari alias Ahmad Fauzi Utomo.

Parawijayanto merupakan pemimpin tertinggi Amir JI sejak tahun 2008 hingga 2019.

Ia mengubah konsep perjuangan JI dari pedoman umum pejuang (Pukji) menjadi konsep Tastos, yaitu total amniah sistem total solution. 

Baca juga: Pengkaderan Jaringan Teroris Kelompok Jamaah Islamiah Sangat Rapi, Polri : Mereka Siap Tempur

Kadiv Humas Polri Irjen Argo mengatakan, konsep tersebut dirubah oleh Parawijayanto lantaran sempat vakum selama satu tahun karena tidak ada yang memimpin, pasca ditangkapnya Amir Zarkasih dan juga Panglima Azhari, atas nama Abu Dujana di tahun 2005.

"Kepemimpinan Parawijayanto ini memfokuskan pada dakwah, kemudian merekrut anggota baru dan pendidikan," kata Argo di Bareskrim Polri, Senin (4/1/2021).

Dikatakan, konsep tastos berisi standar operasional prosedur (SOP) kelompok JI.

Baca juga: Teroris Jamaah Islamiah Berbaur ke Masyararakat Melalui Yayasan ABA Kumpulkan Dana Lewat Kotak Amal dan Infaq

Salah satu SOP yang diutamakan dalam konsep tersebut yakni menjaga keamanan degan cara bertahan. 

"Konsep ini berisi SOP untuk menjaga keamanan kemudian sifatnya bertahan agar tidak tertangkap atau survive," tukasnya.

Argo menjelaskan, dimasa kepemimpinan Amir Zarkasih, alias Sahroni alias Mbah, Parawijayanto memegang jabatan Qoid Waqalah. Dimana ia memiliki teritorial wilayah Jawa Tengah dengan mengelola personil JI.

Baca juga: 2 Terduga Teroris Jamaah Islamiah yang Ditangkap di Lampung Masuk DPO Polri sejak 18 Tahun Lalu

Pimpinan Amir JI di Tahun 1993-1999 adalah Abdullah Sungkar. Tahun 1999-2003 Abu Bakar Baasir, Tahun 2003-2004 Abu Rosdan, Tahun 2004-2005 Adung alias Sunarto, Tahun 2005-2007 Zarkasih alias Sahroni. 

Kemudian Tahun 2007-2008 terjadi kekosongan dan Tahun 2008 sampai 2019 dipegang Parawijayanto hingga ditangkap Tim Densus 88 di kawasan Kerangan, Bekasi, Jawa Barat.

Kemampuan Menonjol

Irjen Argo mengatakan, Parawijayanto mengambil anak didiknya yang memiliki kemampuan menonjol, yaitu ahlian Bahasa Arab, akhlah yang bagus, emosional stabil, bentuk badan bagus serta rohani dan jasmani.

Baca juga: BNPT dan 23 Ormas Keagamaan Bentuk Tim Gugus Tugas Pemuka Agama Penanggulangan Terorisme

Setelah dilakukan pelatihan di tiga negara, Yordania, Suriah dah Palestina. Anak muda Kelompok JI ini memiliki kontribusi bergabung dengan organisasi teroris Timur Tengah.

"Makanya anggota JI yang diberangkatkan ke Timteng ini berbekal ilmu bela diri. Yang ditunjuk Pak Karso sebagai pelatih. Dan kemudian dengan harapan pelatihan anggota JI ini kepengen keahlian yang sejajar dengan atlet pasukan khusus," pungkasnya.

Argo menyebutkan, sejak tahun 2013-2018 Parawijayanto sudah mengirim 7 angkatan anak didiknya ke Suriah dengan memiliki kemampuan komplit.

Baca juga: Sabu 202 Kg yang Disita Polri di Petamburan, Diduga untuk Pendanaan Aksi Terorisme di Timteng

"Mulai bela diri, ahli IT, ahlian medis, ahli bahasa, ahli manajemen mengurus logistis hingga pergeseran anggota, baik transportasi maupun tempat tinggal," ucapnya.

Kemudian setiap kader muda JI yang diberangkatkan ke Suriah dibekali surat wasiat. "Surat wasiat dipegang Amir. Seandainya mati akan ditunjukkan ke keluarganya. JI akan memberikan santunan ke keluarga anggota muda yang mati syahid di sana," katanya.

Anggota muda yang sudah dilatih, sambung Argo juga menjadi pelatih di sana seperti Fraksi Jihad ISIS, masyarakat ahli Suriah, Tahrir Al-Syam, dan Jabah Nusrah. 

Baca juga: Jejak Pelarian Profesor Teroris Upik Balaga, Mulai Jual Bebek Hingga Beli Rumah di Lampung

"Kemudian selama di Suriah anggota muda ikut berperang dan berjaga di perbatasan, belajar kendaraan tank, sajam selain melatih bela diri ke anggota yang lain. Setiap angkatan berangkat mendapat dana Rp 300 juta dari anggota dan simpatisan yang masih aktif dari sumbangan minimal Rp 100 ribu dan bisa lebih," pungkasnya. (ilham/tri)

Tags:
Parawijayanto Pimpinan TertinggiKelompok Teroris Jsmssj IslamiahLatih Kader Muda Jadi Pasukan Khusus

Reporter

Administrator

Editor