Sebuah balok kayu berukuran cukup besar yang biasa digunakan sebagai pengganjal ban bus diambil Hendra dan dipukulkan ke bagian belakan kepala Hilda hingga terjatuh.
"Saat sudah terkapar, pelaku juga masih mencekik leher korban selama lima menit untuk memastikan Hilda tak bernyawa," ujarnya.
Terparkir di Terminal
Aksi pembunuhan itu, kata Kapolsek Makasar Kompol Saiful Anwar terjadi pada Rabu 3 April 2019 lalu saat kondisi di Terminal Cikarang sepi.
Sadar istri sirinya telah tewas, Hendra lalu meminta bantuan kondekturnya Qhairul Fauzi alias Unyil (20) untuk membuang mayat Hilda.
Mereka lalu membawa jasad Hilda menggunakan bus Mayasari Bhakti. "Dalam kondisi bus yang kosong, keduanya pun membuang jasad Hilda di pinggir jalan tol Jagorawi," ungkapnya.
Baca juga: Hampir Dua Tahun Keluarga Mencari, Ternyata Sang Adik Telah Tewas Dibunuh Sopir
Sesampainya di lokasi, sambung Kapolsek, keduanya memutuskan jasad Hilda yang tengah hamil tua itu menguburkannya dengan peralatan seadanya.
"Makanya yang dikubur hanya bagian badannya saja, sisanya tidak terkubur," sambungnya.
Dalam perjalanan, balok kayu pengganjal pintu bus yang digunakan Indra membunuh korban dibuang di Kali Cipinang pinggir Tol Jagorawi.
Sementara batang besi yang digunakan menggali tanah dan handphone Hilda dibuang di Kalimalang, Cibitung, guna memuluskan pelarian mereka.
"Kami sendiri baru mengetahi Identitas korban pada 14 Desember 2020, setelahnya kita melakukan penyelidikan menangkap pelaku," sambung dia.
Hendra Supriyatna (38), sopir bus Mayasari Bhakti, yang membunuh Hilda Hidayah (22), istri sirinya (foto : poskota.co.id/ifand)