SEORANG ibu tidak mampu berkata, dadanya berguncang, air matanya menetes sambil memeluk bocah perempuannya. Ya, hati siapa yang nggak kesal, marah ketika tahu anaknya jadi korban pelecehan seks?
Itu adalah ilustrasi dari satu ibu yang mewakli puluhan korban kekerasan seksual yang dilakukan oleh para predator, para pemburu seks yang korbannya anak-anak kecil. Para penjahat tesebut masih gentayangan mencari korban yang lengah.
Belakangan ada kasus yang terjadi di Tangerang Selatan, pelaku dengan segala daya upaya merayu korban yang masih bau kencur untuk melayani nafsu birahinya. Pelaku ini memang mampu menipu dan mengelabui para koban. Bisa dengan macam-macam cara sampai korban terjerat, dan dengan leluasa menggagahi anak-anak yang masih lugu.
Baca juga: Sudah Bandel Masih Ngeyel
Para predator seks ini dari tahun ke tahun masih saja ada memakan banyak korban. Kayaknya para penjahat seksual tersebut terus tumbuh berkeliaran, mencari mangsa. Banyak dari mereka dibekuk petugas dan masuk bui, tapi nggak kapok.
Oleh sebab itu, ayolah hati-hati bagi orang tua yang punya anak kecil, cewek atau cowok, karena banyak monster seks mengancam di luar sana. Maka, mereka para bocah harus diawasi dengan ketat, jangan dilepas begtu saja sendrian. Maklum,anak-anak memang masih lugu, kadang bisa saja dibohongi dengan mudah oleh pelaku.
Coba bekali anak-anak dengan pengetahuan sebagai tameng menjaga diri. Katakan pada anak, terutama cewek, jangan sampai ada yang menyentuh bagian-bagian tubuhnya yang sensitif. Siapa pun mereka, orang yang dikenal apalagi yang nggak jelas. Jangan mau dikasih uang atau makanan, permen, es krim dan sejenisnya.
Baca juga: Serakah, Kemaruk, Amburadul
Ajari mereka, bahwa dia nggak boleh ikut dengan siapa pun yang nggak kenal, menerima makan atau apapun yang nggak jelas. Kalau dipaksa, berteriaklah minta tolong sekeras mungkin. "Tolooooong!” (massoes)