JAKARTA - Hasil penelitian Balai Pengamatan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut Gunung Merapi semburkan material lava 1954 yang berada di dinding kawah utara.
"Guguran Gunung Merapi tersebut merupakan guguran dari tebing lava 1954 yang berada di dinding kawah utara," kata Kepala BPPTKG-PVMBG-Badan Geologi, Hanik Humaida, Senin (23 /11/2020).
Dia menjelaskan guguran tersebut jatuh ke dalam kawah dan hingga saat ini tidak berpengaruh pada aktivitas Gunung Merapi.
Baca juga: Antisipasi Letusan Merapi, Kepala BNPB Berikan Pengarahan Pada TFG
Namun demikian, guguran seperti merupakan kejadian yang biasa terjadi pada saat Gunung Merapi mengalami kenaikan aktivitas menjelang erupsi.
Hanik mengungkapkan pihaknya telah mencatat sampai Minggu (22/11/2020) hingga pukul 24.00 WIB, telah terjadi 50 gempa guguran, 81 kali gempa embusan, 342 kali gempa multifase, 41 kali gempa vulkanik dangkal dan 1 gempa tektonik jauh.
"Aktivitas kegempaan Gunung Merapi masih tinggi, setelah dinaikkan statusnya menjadi Level III atau Siaga pada Kamis (5/11/2020). Adapun kegempaan dangkal yang dominan terjadi pada aktivitas kali ini dan mengakibatkan ketidakstabilan material lama yang ada di puncak.
Baca juga: Wakil Rakyat dari Yogja Minta BPPTKG Pertajam Akurasi Deteksi Aktivitas Erupsi Merapi
Dengan melihat perkembangan aktivitas Gunung Merapi dari hasil pengamatan visual dan perekaman seismogram, BPPTKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang, tidak panik, mematuhi rekomendasi dari BPPTKG dan arahan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta instansi pemerintah daerah setempat.
“Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mematuhi rekomendasi dari BPPTKG serta arahan dari BPBD dan pemerintah daerah setempat,” pungkas Hanik. (johara/ys)