Menteri LHK: Tidak Benar dalam UU Cipta Kerja Ada Kemunduran Terkait Amdal

Jumat 09 Okt 2020, 05:21 WIB
Menteri LHK Siti Nurbaya dalam keterangan bersama menteri-menteri terkait, Rabu (7/10)..

Menteri LHK Siti Nurbaya dalam keterangan bersama menteri-menteri terkait, Rabu (7/10)..

JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya menyatakan tidak benar bahwa UU Cipta Kerja (UU Omnibus Law) yang baru disahkan DPR, ada kemunduran terkait Amdal (analisis mengenai  dampak lingkungan hidup) dalam melindungi lingkungan .

Hal itu disampaikan Siti Nurbaya dalam keterangan bersama menteri-menteri terkait, Rabu (7/10).

Selain itu Siti Nurbaya  menegaskan bahwa UU ini juga mengatur bahwa  untuk AMDAL yang harus dikenakan kepada UMKM  maka pemerintah akan memberikan fasilitasi seperti teknis dan pembiayaan dan lain-lain bunyi UU nya di Pasal 32 seperti itu. Secara tehnis ananti akan  diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP).

Baca juga: Menko Polhukam:Menyebut Banyak Berita Hoax Mengenai UU Cipta Kerja

Dijelaskan Menteri LHK, prinsip dan konsep dasar pengaturan AMDAL dalam UU Cipta Kerja  tidak berubah dari konsep pengaturan dalam ketentuan sebelumnya.

Perubahan lebih diarahkan untuk penyempurnaan kebijakan dan aturan pelaksanaan sesuai dengan tujuan UU Cipta Kerja yang memberikan kemudahan kepada pelaku usaha dalam memperoleh persetujuan lingkungan dengan tetap memenuhi ketentuan yang ditetapkan.

“UU Cipta Kerja mengintegrasikan kembali Izin Lingkungan ke dalam Perizinan Berusaha dalam rangka untuk meringkas system perizinan dan memperkuat penegakan hukum, tanpa mengurangi tujuan dan fungsinya,“ tegas Menteri Siti.

Baca juga: Sebanyak 18 Pelajar akan Demo ke Jakarta Diamankan Aparat Gabungan di Sukmajaya

Lebih jauh Menteri Siti Nurbaya menjelaskan soal AMDAL dalam konteks UU CK yang baru ini, pertama, memperpendek birokrasi perizinan.

Dengan kembali diintegrasikannya Izin Lingkungan ke dalam Perizinan Berusaha, maka yang semula pada UU 32 Tahun 2009 terdapat 4 tahapan yaitu: proses dokumen lingkungan (AMDAL atau UKL UPL), persetujuan lingkungan, Izin Lingkungan dan IzinUsaha; menjadi hanya 3 tahap yaitu: proses dokumen lingkungan (AMDAL atau UKL UPL), persetujuan lingkungan, dan Perizinan Berusaha.

Kedua, lanjut Menteri Siti, untuk memperkuat penegakan hukum. Dalam konstruksi Izin Lingkungan terpisah dari Perizinan Berusaha, apabila ada pelangaran, kemudian dikenakan sanksi administrative berupa pembekuan atau pencabutan izin, maka yang dikenakan adalah Izin Lingkungan.

Berita Terkait
News Update