ADVERTISEMENT

Protokol Kesehatan Harus Jadi Kebutuhan Warga

Sabtu, 17 Oktober 2020 18:58 WIB

Share
Protokol Kesehatan Harus Jadi Kebutuhan Warga

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA -  Edukasi pentingnya penerapan protokol kesehatan (prokes) melalui 3 M (Memakai masker, Menjaga jarak dan Mencuci tangan) kepada warga menjadi pekerjaan rumah yang hingga kini terus digeber pemerintah.

Tidak terkecuali pemerintah daerah. Padahal di tengah pandemi Covid-19, pelaksanaan prokes menjadi kebutuhan bagi warga untuk terhindari dari paparan virus mematikan tersebut.

Hal tersebut diungkapkan Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany dalam talkshow "Peluncuran Buku Pedoman Perubahan Perilaku Penanganan Covid-19” di Media Center Satgas Covid-19 Graha BNPB Jakarta, kemarin.

Baca juga: Satgas Covid-19 Apresiasi 5 Provinsi Keluar dari Penyumbang Kasus Terbanyak

KEDISIPLINAN MASYARAKAT

Walikota Airin menceritakan pengalamannya tujuh bulan memimpin masyarakat dalam situasi pandemi. Kedisiplinan masyarakat menerapkan protokol kesehatan itu harusnya menjadi kebutuhan bukan lagi kewajiban karena perintah undang-undang.

"Kalau sudah jadi kebutuhan, ada atau tidak ada polisi dan tentara, masyarakat tetap pakai masker. Bukan karena ada  razia masker baru pakai," ujar Walikota Airin yang menjadi orang pertama yang menerima buku “Pedoman Perubahan Perilaku Penanganan Covid-19” yang diterbitkan oleh Satgas Penanganan Covid-19 ini.

Walikota Airin menjelaskan masyarakat sudah tahu 3M dan seperti apa menuju tatanan adaptasi kebiasaan baru. Tapi bagaimana menjalankan pengetahuan tentang protokol kesehatan sebagai kebutuhan dan kebiasaan ini yang perlu dilakukan. Dan ini, kata Walikota Airin, menjadi tugas besar kita bersama di lapangan agar masyarakat mengubah perilaku dengan terbiasa menerapkan protokol kesehatan.

Baca juga: Satgas Covid-19 Kampanye Gerakan 3M di Pasar Bambu Kuning Sunter Agung

"Ini PR (pekerjaan rumah) di lapan-gan agar masyarakat bisa terbiasa. Semoga buku yang disusun ini bisa memudahkan masyarakat dalam menerapkan kebiasaan baru ini," ungkap Walikota Airin yang sore itu memakai kemeja putih lengan panjang dipadu dengan rompi kerja.

SEBATAS MENGERTI

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Jawa Timur Dr. dr. Joni Wahyuhadi, Sp.BS mengatakan pihaknya melakukan survei selama empat bulan di masa pandemi. Hasilnya pengetahuan masyarakat tentang Covid-19 cukup, perilaku baik, tapi dalam implementasinya tidak selalu baik.

Perubahan perilaku terhadap ketaatan protokol kesehatan, kata dr. Joni melalui Zoom, tidak cukup hanya sebatas tahu dan mengerti.

“Maka protokol kesehatan ditegakkan dengan melibatkan polisi dan tentara untuk menggelar operasi yustisi," kata dr. Joni dari Kantor Gubernur Jawa Timur di Surabaya.

PERUBAHAN PERILAKU

Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan mengatakan buku ini ditunggu masyarakat sebagai acuan bersama dalam menerapkan perubahan perilaku di masa pandemi. 

Baca juga: Posko Satgas Covid-19 Siaga 24 Jam di Stadion Patriot Bekasi

Lilik menjelaskan mulai dari bulan Maret sampai Oktober 2020 ini banyak perubahan yang berbeda-beda sehingga membingungkan masyarakat. Organisasi-organisasi masyarakat dan sejumlah lembaga membuat buku acuan tersendiri yang pemahamannya agak berbeda. Akibatnya ketika sosialisasi masyarakat menjadi bingung. 

"Maka buku ini yang kita tunggu-tunggu sebagai acuan kita semua dari Sabang sampai Merauke, termasuk kami di BNPB," ujar Lilik melalui aplikasi zoom.

BUKU PEDOMAN

Sementara itu, Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Dr. Sonny Hari B. Harmadi, selaku tim penyusun buku “Pedoman Perubahan Perilaku Penanganan Covid-19”, menceritakan perbedaan persepsi yang muncul saat membahas strategi penanganan bersama tim pakar.

Ia membayangkan perbedaan yang sama pun bakal dialami masyarakat. Guna menghindari itu, Sonny melanjutkan buku pedoman perubahan perilaku ini hadir untuk menyamakan persepsi.

"Makanya persepsi kita harus kita samakan, terutama bagi para pengambil kebijakan. Kami berkesimpulan perlu menyusun buku pedoman Perilaku yang baku dan berlaku untuk semua," ujar Dr. Sonny.

Baca juga: Ditengah Pandemi Covid-19, Industri Otomotif Terus Dipacu

Dr. Sonny menjelaskan secara singkat isi buku saku ini berisi seputar perubahan perilaku. Apa dampaknya dan syaratnya. Buku ini melibatkan para pakar dari berbagai bidang disiplin ilmu seperti pakar kesehatan, sosiolog, antropolog, hingga ahli bahasa.

Lebih lanjut Dr. Sonny menjelaskan keterlibatan ahli bahasa dalam buku ini agar pesan yang disampaikan mudah diterima masyarakat. 

"Bagaimanapun juga bahasa menjadi penting sebagai media komunikasi karena orang akan paham dengan menggunakan bahasa yang tepat," jelas Dr. Sonny. (johara/ruh)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT