CIRACAS- Demi membantu anak-anak di wilayahnya bisa belajar online, Karang Taruna Kelurahan Ciracas memanfaatkan wifi gratis, dan menyiapkan jadwal piket.
Nantinya, para remaja ini akan mengawal anak-anak sejak pagi hingga siang agar pelajaran jarak jauh (PJJ) bisa berjalan dengan baik.
Baca juga: Kantor RW 01 Kelurahan Galur Siapkan Internet Gratis Buat Belajar Daring
Lurah Ciracas, Rikia Marwan mengatakan, remaja karang taruna sudah menyiapkan berbagai upaya untuk mendukung anak-anak dalam belajar online.
"Salah satunya dengan menyiapkan tempat di Sasana Krida Karang Taruna (SKKT) kita siap membantu para siswa," katanya, Kamis (8/10).
Dikatakan Rikia, para remaja awalnya menghadirkan wifi gratis akhir bulan lalu dan dimanfaatkan dengan baik. Selanjutnya, agar PJJ berjalan baik, kini mereka menyiapkan jadwal piket.
Baca juga: Warga RT 13 Siapkan Tenda WiFi Gratis untuk Anak-anak Belajar Online
"Anak-anak yang belajar online ini nanti juga akan di bantu remaja karang taruna. Jadi mereka tetap bisa dalam pengawasan selama belajar," ujarnya.
Pendampingan yang diberikan, kata Rikia, pastinya akan berguna mengawasi kepatuhan tiap anak yang datang. Sehingga pelajaran yang diberikan secara daring bisa diterima dengan baik oleh siswa.
"Bila ada siswa yang tidak mengerti nanti juga bisa bertanya ke mereka, yang akan langsung dijelaskan," imbuhnya.
Baca juga: Proses Belajar Daring, Anies Minta Pendidik Lebih Kreatif
Selain menjaga siswa, sambung Rikia, remaja karang taruna ini juga akan menjadi pengawas dalam penerapan protokol kesehatan. Mereka akan meminta anak-anak yang belajar wajib menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
"Kami terapkan 3M dalam setiap kegiatan, karena ini untuk mencegah penyebaran Covid-19," ungkapnya.
Baca juga: Percepat Penanganan Corona, Wali Kota Jakut Libatkan Tokoh Masyarakat Sosialisasikan 3M
Bahkan, sambung Lurah, anak-anak yang akan belajar bersama itu, sebelum masuk ke gedung SKKT akan diperiksa suhu tubuhnya. Mereka juga akan menyusun tempat duduk anak-anak dengan jarak satu sampai dua meter dan maksimal hanya delapan anak yang masuk lebih dulu.
"Jadi mereka datang bawa buku saja. Kalau tidak ada HP maka kami telah sediakan untuk fasilitas belajar. Kami juga siapkan meja belajarnya," pungkasnya. (Ifand/tha)