Siswi di Gowa Bunuh Diri Akibat Depresi Belajar Daring, KPAI Sampaikan Duka Cita

Senin 19 Okt 2020, 12:24 WIB
Retno Listyarti. (ist)

Retno Listyarti. (ist)

JAKARTA - Komisioner KPAI Retno Listyarti menyampaikan duka mendalam atas meninggalnya seorang siswi di kabupaten Gowa Sulawesi Selatan, yang diduga depresi akibat kesulitan belajar daring.

"Kalau benar bahwa motif bunuh diri ananda adalah karena frustasi belajar jarak jauh selama pandemik, maka ini merupakan korban Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) kedua yang meninggal setelah ananda yang dianiaya orangtuanya saat belajar jarak jauh," kata Retno, Senin (19/10/2020).

Retno mengatakan, korban berinisial MI (16) yang merupakan siswi SMA di Gowa, Sulawesi Selatan diduga bunuh diri dengan meminum racun lantaran beban tugas daring dari sekolahnya, Sabtu (17/10/2020).

Baca juga: Kantor RW 01 Kelurahan Galur Siapkan Internet Gratis Buat Belajar Daring

Untuk sementara, menurut Kasat Reskrim Polres Gowa AKP Jufri, Koban bunuh diri akibat depresi dengan banyaknya tugas-tugas daring dari sekolahnya.

Hal ini diperkuat dengan keterangan kawan-kawan korban yang menyatakan bahwa korban kerap bercerita pada teman-temannya perihal sulitnya akses internet di kampungnya. Rumah korban diketahui secara geografis memang berada di wilayah pegunungan, sehingga susahnya mengakses internet tersebut lah yang menyebabkan tugas-tugas daringnya menumpuk.

"KPAI mendorong peran sekolah dalam membantu anak-anak yang mengalami masalah mental atau psikologis akibat pandemik covid 19 yang sudah mencapai 7 bulan" kata Retno.

Baca juga: Tips untuk Orang Tua Agar Anak Betah Belajar di Rumah saat Wabah Corona

Untuk itu katanya, peran wali kelas dan guru bimbingan konseling menjadi sangat strategis dalam membantu anak-anak yang memiliki masalah psikologi. Termasuk kesulitan dalam mengikuti pembelajaran jarak jauh. Konsultasi dapat dilakukan melalui aplikasi whatsApp atau aplikasi lain yang mudah dijangkau guru dan anak-anak.

"Kerap kali, anak-anak hanya butuh didengar, ada saluran curhat selain ke sahabatnya, bisa juga ke guru BK dan wali kelas agar dapat diberikan solusi yang tepat" papar Retno.

Remaja memang sering mengalami perubahan suasana hati atau mood. Itulah sebabnya, remaja yang terlihat murung atau sedih sering kali dianggap hal biasa.

Berita Terkait

News Update