ADVERTISEMENT

Lokalisasi Esek-Esek Peleman, Tegal Mulai Berdenyut Lagi

Selasa, 7 Juli 2020 02:30 WIB

Share
Lokalisasi Esek-Esek Peleman, Tegal Mulai Berdenyut Lagi

Nyaris celoteh genit dijumpai  di setiap rumah bordir yang terlihat gelap itu. Akhirnya kami mampir di sebuah rumah . “Tuh kan akhirnya kesini juga,” ujar cewek yang mengenakan celana pendek ketat berbaju merah.

“Mau minum apa mas. Disini ada bir hitam, Anggur Obat (AO) ataupun teh botol. Jangan khawatir disini masuk zona hijau, tidak ada yang terpapar corona,” kata cewek berusia 24 tahun bernama L.

L biasa disapa menceritakan, dirinya datang dari Ciamis ke Lokalisasi Paleman tahun 2016 lalu. Saat itu orang tuanya tengah dilanda kesulitan ekonomi untuk biaya pengobatan adiknya L.

Tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya L diajak teman yang katanya bisa memberinya uang banyak. “Saya datang kesini (Paleman) dalam keadaan masih segel ho. Keperawanan saya dijual oleh germo seharga Rp18 juta. Saya mendapat Rp15 juta,” kisahnya.

“Saya tidak menyesal kok. Itu demi penyembuhan sakit adik saya. Syukur alhamdulillah adik saya akhirnya sembuh dari penyakit dan ia sekarang sudah duduk di bangku SMA kelas XII,” ujar cewek cantik ini tanpa memberi tahu penyakit yang menimpa adik lelakinya itu.

Saat lokalisasi ini ditutup pada tahun 2017, Lina yang hanya mengenyam pendidikan SMP ini bekerja sebagai baby sitter di daerah Kosambi, Jakarta Barat. Namun akhirnya ia kembali lagi ‘menjual tubuhnya’ di lokalisasi yang bertarif Rp200 ribu untuk sekali kencan itu.

Muklas, 28, juru parkir mengatakan, sudah beberapa hari ini pengunjungnya cukup ramai. “Lumayan mas pengunjungya sudah ramai. Disini mulai buka pukul 22:00 WIB dan tutup pukul 05:00 WIB,” jelasnya.   (*/buk)

 

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT