ADVERTISEMENT

Cina Buka Jembatan Terpanjang di Dunia

Selasa, 23 Oktober 2018 22:55 WIB

Share
Cina Buka Jembatan Terpanjang di Dunia

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

CINA- Presiden Cina Xi Jinping meresmikan proyek yang diklaim sebagai jembatan laut terpanjang di dunia, hari Selasa (23/10). Proyek raksasa sepanjang 55 kilometer tersebut menghubungkan Hong Kong dengan Makau dan Zhuhai di Delta Sungai Mutiara. Berikut lima hal yang perlu Anda ketahui dari jembatan laut terpanjang di dunia yang juga disebut "jembatan maut". 1. Mengapa Cina membangun proyek raksasa? Jembatan menghubungkan tiga kota penting di kawasan pantai di Cina Selatan. Para pejabat lokal mengatakan jembatan ini akan menghemat waktu perjalanan dan pada saat yang sama meningkatkan integrasi wilayah. Proyek mencakup pembangunan jembatan dan terowongan bawah laut. Besi yang dipakai setara dengan 60 Menara Eiffel. Industri logistik dan pariwista berharap akan ada kenaikan pertumbuhan secara signifikan dengan selesainya proyek jembatan baru ini. Sebelum ada jembatan, perjalanan darat antara Zhuhai dan Hong Kong memakan waktu hingga empat jam. Dengan jembatan ini, lama perjalanan dipangkas hanya menjadi setengah jam saja Proyek ini, oleh pemerintah Cina, dibangun untuk menyaingi kegiatan pusat ekonomi seperti yang ada di San Francisco, New York, dan Tokyo. Lebih dikenal dengan The Greater Bay Area, wilayah ini didiami oleh 68 juta orang dan terdiri atas Hong Kong, Makau, dan sembilan kota di Provinsi Guangdong. Beijing berharap zona kawasan ekonomi ini akan seperti Silicon Valley di Amerika Serikat. Upaya Cina "untuk membuka diri dan melakukan reformasi" diawali 40 tahun lalu di Guangdong, yang saat itu berbatasan dengan Hong Kong, yang merupakan koloni Inggris dan Makau yang pernah menjadi bagian dari teritori Portugal. Reformasi ini mengubah secara dramatis negara komunis yang tertutup menjadi salah satu kekuaatan ekonomi dunia. 2. Apakah proyek jembatan ini memang diperlukan? Bagian utama jembatan dibangun dengan biaya US$6,92 miliar (sekitar Rp10,5 triliun), bertambah 25% dari anggaran semula. Jika ditambah dengan fasilitas-fasilitas lain dan jalan-jalan penunjang, maka proyek ini menghabiskan anggaran US$15,3 miliar atau sekitar Rp23 triliun. Dan itu pun baru yang disumbangkan oleh Hong Kong. Tadinya, menurut jadwal, proyek selesai pada 2016, namun tertunda karena kekurangan material dan tenaga kerja. Albert Lai Kwong-tak dari satu lembaga kajian di Hong Kong mengatakan meski biaya proyek melebihi anggaran, tak ada pejabat yang disalahkan. "Ini cermin kegagalan sistem politik di mana pemerintah tak dipilih oleh rakyat secara demokratis. Para pejabat merasa tak perlu ada yang dipertanggungjawabkan," katanya kepada BBC News Chinese. Pengkritik di Hong Kong mengatakan jembatan ini adalah "proyek mercusuar yang tidak memberikan banyak manfaat". Mereka mengatakan "tidak ada jaminan jembatan ini mendatangkan keuntungan ekonomis". Hong Kong, Makau, dan Zuhai sudah terhubung melalui laut, namun tak dipungkiri bahwa perjalanan darat akan terpangkas dengan adanya jembatan. Namun, Hong Kong dan Makau masih memiliki perbatasan fisik dengan Cina daratan berdasarkan prinsip "Satu Negara, Dua Sistem". Dengan demikian, Hong Kong dan Makau masih menerapkan peraturan imigrasi, bea cukai, dan juga peraturan tentang lalu lintas. Bahkan untuk urusan menyetir, ada perbedaan. Di Hong Kong, seperti halnya di Inggris, setir ada di kanan (demikian juga di Makau), sementara di Cina, setir berada di kiri. Jumlah mobil yang melakukan perjalanan antara tiga kota dibatasi dan sopir harus mendapatkan izin agar bisa membawa mobil mereka melewati tiga kota ini. Persoalannya adalah, bagi Hong Kong dan Makau, mereka tak bisa menambah kuota, karena kemacetan lalu lintas yang luar biasa. Muncul pertanyaan apakah jembatan ini bisa dimanfaatkan secara maksimal. Pihak berwenang mengatakan, pada tahap awal diperkirakan 9.200 kendaraan akan melewati jembatan setiap hari, tapi angkanya kemudian dikurangi karena adanya pembangunan jaringan transportasi baru di kawasan. Jika diterapkan tarif untuk memakai jembatan, maka pemasukan per tahun diperkirakan sekitar US$86 juta berdasarkan data pemerintah. Tapi untuk biaya perawatan saja diperlukan sekitar sepertiga dari pemasukan tersebut. "Saya yakin bahwa kita tak akan bisa mendapatkan kembali biaya konstruksi. Bagaimana jembatan ini bisa menutup biaya operasional jika tak banyak kendaraan yang menggunakannya," kata anggota parlemen Hong Kong, Tanya Chan. Pemerintah Cina mengatakan kemanfaatan ekonomi dari jembatan ini sekitar 10 triliun yuan, namun Tanya Chan meragukan estimasi ini. 3. Apakah keselamatannya terjamin? Para pakar yang merancang jembatan membuat dua pulau buatan di perairan antara Hong Kong dan Makau. Dikatakan bahwa jembatan ini tahan gempa bumi dan terjangan topan. Faktor keselamatan dikhawatirkan publik di Hong Kong setelah terjadi beberapa insiden. Belasan orang didakwa melakukan penyuapan tahun lalu terkait tes kekuatan beton di proyek ini yang hasilnya ternyata dimanipulasi. Departemen Jalan Raya Hong Kong mengakui Juli lalu bahwa ada masalah dengan gedung pemeriksaan kendaraan setelah ruang pemasok listrik tergenang air hujan. Selain itu, muncul kekhawatiran tentang blok-blok beton yang dibuat untuk menahan gelombang. Beberapa foto di internet menunjukkan blok-blok ini tercecer, yang membuat sejumlah pihak mempertanyakan kualitas blok beton ini, yang sudah diperkirakan ditepis oleh pemerintah. "Kualitas konstrukti menurun," kata Albert Lai Kwong-tak, seorang insinyur yang juga bekerja untuk lembaga kajian di Hong Kong. Ia mengatakan Hong Kong memiliki standar kualitas yang lebih tinggi namun tak bisa melakukan pengawasan 100% terhadap proses pengerjaan jembatan karena proyek ini dipimpin oleh para pejabat dari Cina daratan. 4. Apakah proyek ini berjalan mulus? Media setempat menyebut jembatan ini "jembatan maut" setelah 18 orang tewas saat mengerjakan proyek ini. Data resmi juga memperlihatkan bahwa ratusan orang cedera, beberapa di antara mereka terkena mesin berat, yang lain jatuh ke laut dari ketinggian. Anggota parlemen mempertanyakan apakah faktor keselamatan pekerja tidak dihiraukan demi mengejar tenggat. Beberapa keluarga korban menggugat kontraktor dengan alasan kontraktor tidak mengambil langkah-langkah yang cukup untuk melindungi para pekerja. Menurut surat kabar South China Morning Post, pemerintah Hong Kong mendenda enam kontraktor, masing-masing sebesar US$82.000, karena gagal melindungi para pekerja. Pemerintah Cina mengatakan para korban dan keluarga mereka sudah mendapatkan ganti rugi. 5. Bagaimana dampaknya terhadap lingkungan? Pihak berwenang mengatakan mereka "sebisa mungkin meminimalkan dampak negatif" proyek jembatan terhadap lingkungan. Namun banyak kalangan yang mengatakan proyek jembatan dan reklamasi akan merusak ekosistem laut. Salah satu indikasinya adalah hilangnya ikan lumba-lumba putih, yang masuk dalam kategori binatang yang rentan. Organisasi World Wide Fund for Nature mengatakan jumlah lumba-lumba putih di perairan Hong Kong turun dari 148 menjadi 47 dalam sepuluh tahun terakhir. "Reklamasi telah menghancurkan rumah lumba-lumba putih. Kerusakan yang ditimbulkan di luat tak bisa diperbaiki. Saya khawatir jumlah lumba-lumba ini tidak akan bertambah," kata Samantha Lee, salah satu direktur WWF Hong Kong. Ia mengatakan diperlukan riset lanjutan untuk mengetahui secara pasti kerusakan ekosistem laut akibat pembangunan jembatan.(BBC)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT