POSKOTA.CO.ID - Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok memenuhi panggilan Kejaksaan Agung (Kejagung) hari ini Kamis, 13 Maret 2025. Pemeriksaan tersebut terkait korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tahun 2018-2023.
Kesaksian Ahok diperlukan penyidik Kejagung lantaran posisinya pernah menjabat Komisaris Utama Pertamina. Lantan bagaimana sepak terjang Ahok yang dikenal sangat kontroversi tersebut, Poskota mencoba menampilkan profilnya.
Ahok merupakan putra dari pasangan Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa yang memiliki nama lengkap Basuki Tjahaja Purnama. Dirinya merupakan putra dari keluarga yang merupakan keturunan Tionghoa-Indonesia dari suku Hakka (Kejia).
Baca Juga: Penuhi Panggilan Kejagung, Ahok Tiba 1,5 Jam Lebih Awal
Panggilan Ahok didapat dari sang ayah yang ingin anak pertamanya menjadi anak yang sukses. Dahulu ayahnya sempat memanggilnya dengan sebutan Banhok. "Ban” berarti puluhan ribu, sedang “Hok” berarti belajar. Banhok diartikan belajar dari segala bidang. Seiring berjalannya waktu, Banhok akhirnya lebih sering dipanggil Ahok.
Masa Kecil Ahok
Sejak kecil Ahok banyak menghabiskan waktunya di sebuah desa di Desa Gantung, Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur, hingga selesai menamatkan pendidikan sekolah menengah tingkat pertama.
Namun ketika ayahnya meninggal, Ahok lalu dititipkan kepada keluarga Misribu. Dari keluarga Misribu-lah yang membiayai hidup Ahok selama di Jakarta. Almarhumah Misribu Andi Baso Amier ialah sosok orang tua angkat Ahok dari Bugis.
Lantas Ahok menikah dengan Veronica, kelahiran Medan, Sumatera Utara dan telah dikaruniai 3 buah hati yaitu Nathania Purnama, Nicholas Purnama, Daud Albeenner Purnama. Tetapi rumah tangganya itu tidak berjalan mulus dan memutuskan berakhir cerai ditahun 2018 lalu.
Lantas Ahok memilih menikah kembali dengan mantan ajudan istrinya Veronica Tan, yakni Puput Nastiti Devi di tahun 2019. Dari pernikaha keduanya tersebut, Ahok dan Puput dikaruniai seorang putra bernama Yosafat Abimanyu Purnama yang lahir pada tanggal 6 Januari 2020.
Baca Juga: Hadir di Kejagung Jadi Saksi Kasus Korupsi Pertamina, Ahok: Saya Sangat Senang Bisa Membantu
Pendidikan dan Usaha Ahok
Dibangku kuliah, Ahok memilih jurusan jurusan Teknik Geologi di Universitas Trisakti yang lulus pada tahun 1989. Usai menyelesaikan pendidikannya di Jakarta, Ahok memilih untuk pulang kampung dan memulai usaha dengan mendirikan perusahaan bernama CV Panda yang bergerak dibidang kontraktor pertambangan untuk PT Timah yang terkenal di Belitung Timur.
Namun usahanya di dunia pertambangan itu hanya berlangsung selama dua tahun. Dirinya lantas melanjutkan kuliahnya dengan mengambil program master manajemen keuangan di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya Jakarta tahun 1992.
Seusai menempuh pendidikan S2, Ahok lalu bekerja di PT Simaxindo Primadaya di Jakarta yang bergerak dalam bidang kontraktor listrik. Hingga akhirnya ia kembali ke kampung halamanya, Belitung Timur. Lantas kembali mendirikan perusahaan bernama PT Nurindra Ekapersada.
Dikutip dari situs ahok.org, pabriknya ditutup karena ia melawan kesewenang-wenangan pejabat. Dari situlah Ahok mengalami sendiri pahitnya berhadapan dengan politik dan birokrasi yang korup.
Lantaran diposisi itulah sempat terpikir oleh Ahok untuk pindah ke luar negeri, namun keinginan itu ditolak oleh sang ayah yang mengatakan bahwa satu hari rakyat akan memilih Ahok untuk memperjuangkan nasib mereka.
Memilih Masuk ke Jalur Politik
Atas keyakinan itulah yang membuatnya yakin untuk membantu rakyat kecil di kampungnya. Hingga akhirnya Ahok memutuskan untuk masuk ke politik di tahun 2003. Pada tahun 2004, dirinya bergabung pertama ke partai politik dibawah bendera Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PPIB) yang saat itu dipimpin oleh Dr. Sjahrir. Dirinya kemudian mencalonkan diri sebagai anggota legislatif.
Walaupun dengan keuangan yang sangat terbatas dan model kampanye yang lain dari yang lain, yaitu menolak memberikan uang kepada rakyat, dan memberi nomor handphone Ahok. Akhirnya membuatnya terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur periode 2004-2009.
Satu tahun kemudian, Ahok memilih peruntungan pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Belitung Timur tahun 2005, Ahok berpasangan dengan Khairul Effendi, B.Sc. dari Partai Nasional Banteng Kemerdekaan (PNBK) sebagai calon Bupati-Wakil Bupati Belitung Timur periode 2005-2010.
Hingga akhirnya dirinya berhasil mengantongi suara 37,13 persen pasangan ini terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Belitung Timur definitif pertama.
Lantas pada tahun 2012 Ahok pun hijrah ke ibu kota dengan mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Joko Widodo dalam Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2012. Pasangan Jokowi-Ahok ini mendapat 1.847.157 (42,60 persen) suara pada putaran pertama, dan 2.472.130 (53,82 persen) suara pada putaran kedua, mengalahkan pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli.
Baca Juga: Hari ini, Ahok Diperiksa Kejagung Berkaitan Kasus Pertamina
Kemudian pada 14 November 2014, DPRD DKI Jakarta mengumumkan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta yang menggantikan Joko Widodo yang telah menjadi Presiden Republik Indonesia. Setelah pengumuman ini, DPRD DKI Jakarta mengirimkan surat ke Kementerian Dalam Negeri agar Ahok dilantik menjadi gubernur.
Hingga akhirnya Ahok menuntaskan jabatannya hingga 2017 dengan dibantu Djarot Saiful Hidayat sebagai wakilnya. Lantas di tahun 2017 Ahok pun maju kembali di Pilkada DKI Jakarta. Namun kandas karena kalah dari pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.
Berbagai Kontroversi Ahok
Dalam kariernya sebagai Gubernur DKI Jakarta, Ahok telah memicu berbagai macam kontroversi yang kebanyakan disebabkan oleh pernyataannya.
Beberapa di antaranya adalah kontroversi lahan Rumah Sakit Sumber Waras, penertiban Kalijodo, tuduhan mencap warga sebagai "komunis", penggunaan kata-kata kasar, dan pernyataannya terkait dengan "dibohongi pake surah Al-Maidah 51", atau juga kasus penodaan agama, yang memicu tanggapan keras berupa rangkaian Aksi Bela Islam.
Hingga akhirnya pada tanggal 9 Mei 2017, Ahok divonis dua tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara dipimpin oleh ketua majelis hakim, Dwiarso Budi Santiarto atas kasus penodaan agama. Kemudian pada tanggal 24 Januari 2019, Ahok dibebaskan dari penjara.
Diangkat Menjadi Komut Pertamina
Pada pemerintahan Presiden Joko Widodo di tanggal 22 November 2019, Basuki resmi ditunjuk sebagai Komisaris Utama Pertamina. Selain itu, Ahok pun kini memiliki dua jabatan di Pertamina berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Pertamina, Senin, 23 Desember 2019. Tak hanya Komisaris Utama, mantan Bupati Belitung itu kini juga menjadi Komisaris Independen.
Erick Thohir pun sebelumnya mengamanatkan Ahok dengan isu akan menjabat beberapa posisi penting di beberapa BUMN, seperti Dirut Pos Indonesia, Bank Mandiri, PLN, Pertamina, BTN, BPJS, Krakatau Steel, Garuda Indonesia, Inalum, dan Bulog. Hingga akhirnya dirinya dipercaya menjadi Komisaris Utama Pertamina.