POSKOTA.CO.ID – Apakah Anda pernah mendengar kata Munggahan? Ini adalah tradisi yang melekat pada masyarakat Islam suku Sunda saat menjelang bulan Ramadhan.
Tradisi ini sering menjadi ajang untuk bersilaturahmi dengan saudara, kerabat, dan teman untuk menyambut bulan suci.
Munggahan sendiri adalah sebuah istilah yang berasal dari kata ‘munggah’ yang artinya naik atau meningkat dalam bahasa Sunda.
Sehingga bisa diartikan bahwa munggahan memiliki makna perubahan ke arah yang lebih baik, hingga menjadi upaya meningkatkan kualitas iman dan diri di bulan Ramadhan.
Baca Juga: Surat Edaran Bupati Tangerang Tentang Jam Operasional Selama Ramadhan Mulai Disebar
Sejarah Tradisi Munggahan
Dirangkum dari berbagai sumber, diketahui bahwa pada zaman pra modern, pola komunikasi paling vital yang dilakukan oleh masyarakat melalui sungai.
Karena sebagian besar tempat tinggal masyarakat suku Sunda ada di tepian sungai, maka perjalanan hidup mereka dibagi menjadi dua istilah yaitu hulu dan hilir, munggah dan muara.
Muara memiliki arti turun atau merantau sedangkan munggah berarti naik, kembali ke ibu, kembali ke kampung halaman supaya tidak lupa asal-usul.
Selain itu, munggahan juga dapat diibaratkan seperti perjalanan pulang yang dilakukan tak hanya oleh fisik, tapi juga hati.
Baca Juga: Bolehkah Ibu Hamil Berpuasa Saat Ramadhan? dr Zaidul Akbar Ungkap Fakta Medis dan Islami
Sebelum agama Islam masuk ke Indonesia, tradisi munggahan dilaksanakan saat ritual upacara adat seperti bersih desa, ngalaksa, seren taun, dan masih banyak lagi.