Ilustrasi Ramadhan 1446 H. (Sumber: Pexels/Akphotos1021)

KHAZANAH

Kearifan Lokal, Tradisi Masyarakat Jawa Barat dalam Menyambut Ramadhan

Kamis 27 Feb 2025, 12:43 WIB

POSKOTA.CO.ID - Menjelang bulan suci Ramadan, masyarakat Jawa Barat kembali menghidupkan berbagai tradisi yang telah diwariskan secara turun-temurun.

Beragam kegiatan yang dilakukan tidak hanya menjadi bentuk penghormatan terhadap bulan penuh berkah ini, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai kearifan lokal yang tetap terjaga di tengah perkembangan zaman.

Sebagai salah satu provinsi dengan mayoritas penduduk Muslim, Jawa Barat memiliki berbagai cara unik dalam menyambut Ramadan.

Tradisi-tradisi ini mencerminkan semangat gotong royong, kebersamaan, serta peningkatan kualitas spiritual yang menjadi esensi dalam menjalankan ibadah puasa.

Baca Juga: Menyambut Ramadan dengan Sehat: Tips dari dr. Zaidul Akbar untuk Puasa yang Optimal

Munggahan, Tradisi Berkumpul Menjelang Ramadhan

Salah satu tradisi yang paling dikenal adalah Munggahan, yaitu kebiasaan berkumpul bersama keluarga, sahabat, atau kerabat sebelum memasuki bulan puasa.

Munggahan biasanya diisi dengan makan bersama yang dilakukan di rumah, warung makan, atau bahkan di tempat wisata alam.

Tradisi ini bertujuan untuk mempererat silaturahmi dan sebagai ajang saling memaafkan sebelum memasuki bulan Ramadan.

Di beberapa daerah, munggahan tidak hanya sekadar makan bersama, tetapi juga diiringi dengan doa bersama serta tausiyah agama yang mengingatkan pentingnya menjalani Ramadan dengan hati yang bersih dan penuh keikhlasan.

Nyekar, Ziarah Kubur dan Doa untuk Leluhur

Selain munggahan, masyarakat Jawa Barat juga menjalankan tradisi Nyekar, yaitu ziarah ke makam keluarga dan leluhur.

Kegiatan ini biasanya dilakukan beberapa hari sebelum Ramadan tiba. Saat nyekar, para peziarah membersihkan makam, menabur bunga, serta memanjatkan doa bagi keluarga yang telah berpulang.

Tradisi nyekar diyakini sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur serta pengingat bagi yang masih hidup bahwa kehidupan di dunia bersifat sementara.

Tidak jarang, dalam momen ini, keluarga besar berkumpul dan mempererat hubungan satu sama lain.

Baca Juga: Begini Doa Niat Puasa Ramadan: Lengkap dengan Teks Arab, Latin, dan Terjemahannya

Papajar, Berwisata Sebelum Memulai Puasa

Di daerah Bogor, Sukabumi, dan sekitarnya, masyarakat mengenal tradisi Papajar. Berbeda dengan munggahan yang lebih bersifat kekeluargaan, papajar dilakukan dengan cara berwisata ke tempat-tempat alam, seperti pantai, air terjun, atau pegunungan.

Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk relaksasi dan kebersamaan sebelum menjalani ibadah puasa yang identik dengan kesederhanaan dan pembatasan hawa nafsu.

Papajar biasanya dilakukan oleh kelompok teman, keluarga, atau komunitas tertentu. Diiringi dengan makan bersama dan berbagai kegiatan hiburan, tradisi ini semakin mempererat hubungan sosial antaranggota masyarakat.

Munajat Rajabiyah, Doa Bersama Menyambut Ramadhan

Di beberapa wilayah seperti Cirebon dan Indramayu, masyarakat mengadakan Munajat Rajabiyah, sebuah ritual doa bersama yang dilakukan menjelang Ramadhan.

Tradisi ini biasanya dilaksanakan di masjid atau surau dengan diisi lantunan zikir, pembacaan Al-Qur’an, dan tausiyah agama.

Munajat Rajabiyah bertujuan untuk memohon kelancaran dalam menjalankan ibadah puasa serta meminta berkah dari Allah SWT agar Ramadhan dapat dilalui dengan penuh keimanan dan ketakwaan.

Baca Juga: Jadwal Sidang Isbat Penentuan Awal Ramadan 1446 H, Begini Proses dan Tahapannya

Tarhib Ramadan, Pawai Obor yang Meriah

Malam sebelum hari pertama puasa, masyarakat di berbagai daerah di Jawa Barat menggelar Tarhib Ramadhan, sebuah tradisi yang melibatkan pawai obor.

Dalam kegiatan ini, masyarakat—terutama anak-anak dan remaja—berjalan berkeliling kampung sambil membawa obor dan melantunkan salawat serta doa.

Tarhib Ramadhan tidak hanya menjadi simbol kegembiraan dalam menyambut bulan suci, tetapi juga sebagai ajakan bagi masyarakat untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Tradisi ini juga sering diikuti dengan ceramah agama dan pembagian takjil kepada masyarakat sekitar.

Gotong Royong Membersihkan Masjid dan Lingkungan

Sebagai bentuk persiapan menyambut Ramadhan, masyarakat juga mengadakan kegiatan gotong royong membersihkan masjid dan lingkungan sekitar.

Masjid sebagai pusat ibadah selama bulan puasa dibersihkan secara menyeluruh, mulai dari lantai, karpet, hingga tempat wudhu.

Selain masjid, lingkungan sekitar juga diperhatikan. Jalan-jalan kampung, tempat umum, hingga rumah-rumah warga ikut dibersihkan agar suasana Ramadhan menjadi lebih nyaman dan penuh keberkahan.

Bebersih Dapur, Persiapan Menu Sahur dan Berbuka

Di beberapa daerah, ada pula kebiasaan bebersih dapur, yakni kegiatan membersihkan peralatan dapur serta menyiapkan bahan makanan untuk sahur dan berbuka.

Hal ini dilakukan agar selama Ramadan, keluarga bisa lebih fokus menjalankan ibadah tanpa direpotkan oleh hal-hal yang seharusnya sudah dipersiapkan sebelumnya.

Baca Juga: Dampak Makan Sahur saat Bulan Ramadan bagi Kesehatan Menurut Jurnal Ilmiah

Pelestarian Tradisi di Era Modern

Meskipun zaman terus berkembang, tradisi-tradisi menyambut Ramadhan di Jawa Barat tetap lestari dan masih dilakukan oleh masyarakat hingga kini.

Bahkan, dengan adanya media sosial dan teknologi, sebagian besar kegiatan ini semakin dikenal luas dan menjadi bagian dari identitas budaya yang menarik perhatian masyarakat di luar daerah.

Selain menjadi bentuk ekspresi kebudayaan, tradisi-tradisi ini juga mengandung nilai-nilai spiritual, sosial, dan kebersamaan yang sejalan dengan makna Ramadhan.

Dengan terus melestarikan tradisi ini, masyarakat Jawa Barat tidak hanya mempertahankan warisan leluhur, tetapi juga menjaga harmoni dan memperkuat nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari.

Tags:
RamadhanTradisiPuasa

Yugi Prasetyo

Reporter

Yugi Prasetyo

Editor