Contoh Khutbah Jumat: Menyambut Kedatangan Bulan Suci Ramadhan

Kamis 27 Feb 2025, 23:50 WIB
Contoh Khutbah Jumat tentang Menyambut Bulan Suci Ramadhan. (Sumber: Freepik)

Contoh Khutbah Jumat tentang Menyambut Bulan Suci Ramadhan. (Sumber: Freepik)

POSKOTA.CO.ID - Jumat, 28 Februari 2025 menjadi Jumat terakhir di bulan Syaban, oleh karena itu materi contoh khutbah tentang Ramadhan bisa dijadikan sebagai referensi materi.

Contoh khutbah Jumat kali ini yakni berjudul Menyambut Kedatangan Bulan Suci Ramadhan.

Meskipun pemerintah belum mensahkan kapan hari puasa akan dijalankan, namun Jumat besok adalah hari Jumat sebelum menyambut datangnya Ramadhan.

Oleh karena itu, materi ini bisa disampaikan untuk memberikan khutbah Jumat. Silahkan simak materinya berikut ini.

Baca Juga: Ustaz Subki Sampaikan Khutbah Nikah di Acara Ijab Kabul Lesti Kejora dan Rizky Billar

Khutbah Juma'at: Menyambut Kedatangan Bulan Suci Ramadhan

إنَّ الـحَمْدَ لِلّٰهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه، اللّٰهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الْقِيَامَة، مَاشَاءَ اللَّهُ كَانَ، وَمَالَمْ يَشَأْ لَمْ يَكُنْ، لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللّٰهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أيُّهَا الإِخْوَة أوْصُيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ : أَعُوذُ بِاللَّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَقَالَ الَنَّبِيُ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللّٰهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.

Ma’asyiral muslimīn a’azzakumullāh.

Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari segala yang dilarang dan diharamkan.

Saat ini kita berada penghujung bulan Syaban. Beberapa hari mendatang kita akan memasuki bulan istimewa, yang ditunggu-tunggu insan beriman, bulan penuh keberkahan, rahmat dan ampunan, yakni bulan suci Ramadhan.

Maka, mari kita persiapkan diri kita sebaik-baiknya untuk menyambut datangnya bulan mulia ini. Kita berdoa kepada Allah Ta’ala kiranya Dia Yang Maharahman, menyampaikan umur kita bisa menikmati ibadah-ibadah yang berlimpah pahala dan berkah, di bulan suci Ramadhan nanti.

Baca Juga: Contoh Khutbah Jumat Tentang Menyambut Bulan Puasa Ramadhan

Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah

Bulan Ramadhan adalah tamu istimewa yang selalu dinanti oleh setiap orang beriman. Bulan Ramadhan membuka kesempatan sebesar-besarnya agar orang-orang beriman bisa mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala, meraih berkah, rahmat dan ampunan-Nya.

Sebagaimana tamu yang istimewa, bulan Ramadhan perlu disambut dengan persiapan yang matang agar kita dapat meraih keutamaan-keutamaannya secara maksimal.

Persiapan menyambut Ramadhan bukan sekadar soal fisik, tetapi lebih esensi adalah persiapan mental, pikiran, hati dan jiwa menyonsong hadirnya tamu istimewa.

Beberapa hal yang perlu kita lakukan dalam menyambut kehadiran bulan suci Ramadhan antara lain:

Pertama: Mengucapkan tahni’ah atas kedatangannya.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

اَتَاكُمْ رَمَضَانُ سَيِّدُ الشُّهُوْرِ فَمَرْحَبًا بِهِ وَاَهْلاً جَاءَ شَهْرُ الصِّيَامِ بِالبَرَكَاتِ فَاكْرِمْ بِهِ مِنْ رَائِرٍ هُوَ اَتٍ (رواه التبرانى)

“Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, penghulu segala bulan. Maka selamat datanglah kepadanya. Telah datang bulan puasa membawa segala rupa keberkahan. Maka alangkah mulianya tamu yang datang itu.” (HR Ath-Thabrani).

Kedua: melaksanakan ru’yatul hilal.

Rukyatul hilal adalah proses pengamatan (observasi) terhadap penampakan hilal saat matahari tenggelam di akhir bulan hijriyah sebagai penanda awal bulan.

Para ulama menyatakan, hukum rukyatul hilal adalah fardhu kifayah, artinya jika sudah ada umat Islam yang melakukannya, maka gugurlah kewajiban bagi Muslim yang lain.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surah Al-Baqarah [2] ayat 185:

…، فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ، …الاية (البقرة [٢]: ١٨٥)

“…, Maka barangsiapa di antara kalian menyaksikan (awal) bulan, maka hendaklah ia berpuasa,….”

Ayat tersebut diperkuat dengan sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ غُبِّيَ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلَاثِينَ (رواه البخارى)

“Berpuasalah kalian karena melihat hilal dan berbukalah kalian karena melihatnya. Jika kalian terhalang (dari melihatnya) maka sempurnakanlah bilangan Syaban menjadi tiga puluh hari.” (HR. Al-Bukhari).

Para ulama bermadzhab Syafi’i, Maliki, Hanafi dan Hanbali menyatakan, bahwa menetapkan awal Ramadhan dilakukan dengan metode rukyatul hilal, berdasarkan ayat dan hadits di atas.

Sedangkan ulama lainnya seperti: Ibnu Suraij, Taqiyyuddin Al-Subki, Mutharrif bin Abdullah dan Muhammad bin Muqatil, mereka menyatakan bahwa awal puasa dapat ditetapkan dengan metode hisab (perhitungan).

Tentang perbedaan pandangan tersebut, kita tidak perlu mempertentangkannya. Mari kita laksanakan sesuai dengan yang kita yakini, selebihnya mari kita tetap menjaga ukhuwah dan saling menghargai.

Bagi yang sudah berada dalam Al-Jama’ah, mari kita taati keputusan ulil amri, karena ulil amri yang diberi kewenangan dalam memutuskan suatu perkara.

Ketiga: berdoa menyambut awal Ramadhan.

Ulama zaman tabi’in, Yahya bin Abi Katsir memberikan tuntunan doa menyambut Ramadhan dengan doa:

أَللّٰهُمَّ سَلِّمْنِي اِلَىى رَمَضَانَ، وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لِي، وَتَسَلَّمْهُ مِنِّي مُتَقَبَّلًا

”Ya Allah, antarkanlah aku hingga sampai Ramadan, dan antarkanlah Ramadan kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadan.”(Lathaiful Ma’arif)

Ma’asyiral Muslimin, hafidzakumullah

Keempat: bergembira atas kedatangan bulan Ramadhan.

Kabar gembira mengenai hadirnya Ramadhan digambarkan dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

ﻗَﺪْ جَاءَ كُمْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ، ﺷَﻬْﺮٌ ﻣُﺒَﺎﺭَﻙٌ، ﺍﻓْﺘَﺮَﺽَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺻِﻴَﺎﻣَﻪُ، ﺗُﻔْﺘَﺢُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ، ﻭَﺗُﻐْﻠَﻖُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﺤِﻴﻢِ، ﻭﺗُﻐَﻞُّ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴﻦُ، ﻓِﻴﻪِ ﻟَﻴْﻠَﺔٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ، ﻣَﻦْ ﺣُﺮِﻡَ ﺧَﻴْﺮَﻫَﺎ ﻓَﻘَﺪْ ﺣُﺮِﻡَ (رواه احمد)

“Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.” (HR. Ahmad)

Baca Juga: Contoh Kultum Ramadhan: Berburu Ampunan, Rahmat, dan Surga di Bulan Puasa

Kelima: mengadakan khutbah akhir Sya’ban.

Imam Ibnu Khudzaimah dan Al-Baihaqi menulis sebuah hadits tentang khutbah akhir Sya’ban dari sahabat Salman Al-Farisi Radhiallahu anhu, ia berkata:

خَطَبَنَا رَسُولُ اللهِ ﷺ في آخِرِ يَوْمٍ مِنْ شَعْبَانَ فقال يَا أَيُّهَا النَّاسُ، قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرٌ عَظِيمٌ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ، شَهْرٌ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، جَعَلَ اللَّهُ صِيَامَهُ فَرِيضَةً، وَقِيَامَ لَيْلِهِ تَطَوُّعًا،…

“Rasulullah ﷺ berkhutbah kepada kami di akhir Sya’aban, beliau bersabda: Wahai manusia! Sungguh telah datang kepada kalian bulan yang agung, bulan yang penuh berkah. Di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Allah menjadikan puasa di bulan itu sebagai kewajiban, dan shalat malamnya sebagai sunnah…”

Dari segi sanad, hadits tersebut dinilai dhaif oleh sebagian ulama, tetapi Imam Ibnu Hajar Al-Atsqalani berpendapat, terdapat hadits lain yang semakna dan isi hadits di atas selaras dengan prinsip-prinsip umum syariat Islam, sehingga bisa diamalkan sebagai fadha’ilul a’mal (keutamaan amal).

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memudahkan kita semua dalam mempersiapkan diri menyambut bulan suci Ramadhan. Semoga amal ibadah kita di bulan Ramadhan ini lebih lebih baik dari sebelumnya, dan kita semua mampu meraih pahala, rahmat dan ampunan-Nya. Aamiin Ya Rabbal Alamiin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَٰذَا وَأَسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ . اِنَّهٗ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيْمِ.

Demikian contoh khutbah Jumat yang bisa dijadikan referensi untuk menyambut bulan suci Ramadhan.

Contoh materi ini berasal dari grup di media sosial Khutbah Jumat. Dengan adanya materi tersebut, semoga bisa memberikan manfaat untuk semua jamaah yang hadir.

Berita Terkait
News Update