Ilustrasi gambar Indonesia Gelap yang menggema di media sosial. (Sumber: X/@barengwarga)

Nasional

Seruan Indonesia Gelap Trending Di Jagat Media Sosial, Apa Maknanya? Berikut Penjelasannya

Senin 17 Feb 2025, 16:06 WIB

POSKOTA.CO.ID - Jagat media sosial kini ramai dengan tagar Indonesia Gelap. Bahkan topik pembicaraan tersebut, masuk dalam jajaran teratas atau trending topik.

Lalu apa maksud dari tagar Indonesia Gelap yang sedang ramai dibicarakan ini? Berikut penjelasannya.

Seruan Aksi Indonesia Gelap

Di media sosial banyak orang yang membagikan gambar dengan tulisan 'Peringatan Darurat' serta lambang garuda dengan latar belakang berwarna hitam.

Gambar tersebut dimaknai sebagai simbol bahwa Indonesia menuju era kegelapan.

Baca Juga: Viral Peringatan Darurat Garuda Hitam di Media Sosial, Indonesia Gelap?

Tak hanya itu, simbol tersebut menjadi seruan aksi demonstrasi untuk seluruh komponen masyarakat untuk melakukan demonstrasi pada Senin, 17 Februari 2025.

Mengutip dari akun X @bemuiofficial disebutkan bahwa aksi tersebut akan dilakukan, karena adanya keresahan terkait kondisi bangsa dan kebijakan yang dinilai ugal-ugalan.

“Hari ini kami mahasiswa UI merasa resah dengan kondisi bangsa akhir-akhir ini. Begitu banyak kebijakan ugal-ugalan nirsubstansi yang menyebabkan penderitaan rakyat terus berlanjut,” bunyi keterangan akun X @bemuiofficial.

Selain itu, pihak mahasiswa menyatakan pernyataan sikapnya yang terdiri dari lima poin, antara lain:

Baca Juga: Surat Edaran Jadwal Libur Sekolah Selama Bulan Ramadhan 2025, Unduh Sekarang!

Selain itu, akun X @amnestyindo atau Amnesti Internasional Indonesia memberikan cuitan terkait tagar Indonesia Gelap ini.

“Saat kondisi hidup layak yang seharusnya adalah hak kita bahkan menjadi sulit dicapai, kita berhak melawan dan mengingatkan negara akan kewajibannya menghormati, melindungi dan memenuhi hak kita,” tulis akun @amnestyindo.

Dalam unggahannya, disebutkan bahwa peringatan darurat terkait anggaran pendidikan yang dipangkas, kekerasan aparat yang tak kunjung diusut tuntas, proyek strategis nasional yang merusak lingkungan dan merampas penghidupan masyarakat adat.

Kemudian pelanggaran berat HAM disambut impunitas, hutang negara atas keadilan bagi korban tak kunjung lunas.

Baca Juga: Muncul Tagar KaburAjaDulu Mahfud MD Tuding Lantaran Banyaknya Kesewenang-wenangan

“Habis Gelap, Terbitlah Perlawanan #IndonesiaGelap,” bunyi keterangan dari akun @amnestyindo.

Aksi demonstrasi ini pun diikuti oleh mahasiswa lain dari berbagai kampus di Indonesia dan unjuk rasa ini akan dilakukan secara maraton di sejumlah daerah di Indonesia mulai 17-19 Februari 2025.

1.623 Personil Gabungan Diturunkan Kawal Demo

Pihak kepolisian menerjunkan sebanyak 1.623 personil gabungan untuk mengawal aksi unjuk rasa yang bertajuk Indonesia Gelap di kawasan Monas, Jakarta Pusat.

“Kami melibatkan 1.623 personil gabungan dalam rangkat pengamanan aksi penyampaian pendapat,” kata Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro.

Baca Juga: 3 Universitas Terbaik di Semarang untuk Program Bisnis Versi EduRank, Cari Kerja Lebih Mudah Setelah Lulus

Personel pengamanan ini terdiri dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, TNI dan instansi terkait lainnya.

Titik penempatan personel di sekitar bundaran Patung Kuda hingga depan Istana Negara.

Pihak kepolian pun melakukan rekayasa lalu lintas dan mengimbau warga agar mencari jalan alternatif lain apabila melintas di sekitaran area Patung Kuda.

“Apabila jumlah massa tidak banyak, lalu lintas normal seperti biasa. Bila eskalasi meningkat maka arus lalu lintas akan dialihkan. Diimbau kepada warga yang akan melinatas sekitar monal mencari jalan alternatif lain untuk menghindari penumpukan kendaraan di sekitar Patung Kuda,” ucapnya.

Susatyo juga mengingatkan pada seluruh personel yang terlibat untuk bertindak persuasif dan tidak memprovokasi atau terprovokasi serta mengutamakan negosiasi dan memberikan pelayanan yang humanis serta menjaga keamanan dan keselamatan.

Tags:
pemerintahPeringatan Daruratunjuk rasamahasiswaaksi demonstrasiIndonesia Gelap

Muhammad Dzikrillah Tauzirie

Reporter

Muhammad Dzikrillah Tauzirie

Editor