POSKOTA.CO.ID - Harga Bitcoin dan sejumlah mata uang kripto utama lainnya mengalami tekanan pada Jumat, 14 Februari 2025.
Pergerakan pasar yang tidak menentu membuat mayoritas aset digital berada di zona merah.
Menurut data CoinMarketCap, Bitcoin (BTC) turun 1,14 persen dalam 24 jam terakhir, meskipun masih menguat tipis 0,14 persen dalam sepekan.
Saat ini, Bitcoin diperdagangkan di level USD 96.567 atau sekitar Rp1,57 miliar saat kurs seharga Rp16.360 per USD.
Baca Juga: Cadangan Bitcoin Langka dan Harga Pasar Anjlok: Apakah Ini Ancaman Krisis Pasokan?
Sementara itu, Ethereum (ETH) juga mengalami penurunan sebesar 2,92 persen dalam sehari terakhir dan melemah 0,95 persen dalam sepekan. Kini, ETH berada di harga Rp43,4 juta per koin.
Kemudian, BNB koin milik Binance pun turut terkoreksi dengan penurunan 4,87 persen dalam 24 jam terakhir, tetapi masih naik sebesar 16,36 persen dalam sepekan. BNB saat ini dihargai Rp10,8 juta per koinnya.
Performa Mata Uang Kripto Lainnya
Selain tiga mata uang kripto utama yang turut terkoreksi di tengah fluktuasi harga, koin-koin lain ada yang mengalami penguatan harga dan melemah.
Semisal Cardano (ADA) menguat sebesar 0,77 persen dalam sehari dan 4,57 persen dalam sepekan. Saat ini, Cardano dihargai sebesar Rp12.159 per koin.
Kemudian Solana (SOL), masil melemah dalam sehari ini dan mengalami penurunan sebesar 1,88 persen. Namu dalam hitungan sepekan cryptocurrency ini naik 2,06 persen. Saat ini, koin kripto SOL dihargai Rp3,15 juta per koin.
Selanjutnya XRP mengalami penguatan dalam 24 jam sebesar 2,34 pesen dan 9,13 persen dalam sepekan. Harga koin XRP Rp31.401 per koin.
Lebih lanjut, stablecoin seperti USDT dan USDC keduanya tipis-tipis menguat masing-masing sebesar 0,02 persen dan 0,01 persen serta tetap berada di harga USD 1 per koinnya.
Lalu Dogecoin (DOGE) mengalami penurunan sebesar 1,48 persen dalam sehari, namun masih menguat sebesar 5,27 persen dalam sepekan. Harga DOGE Rp4.259 per koin.
Baca Juga: Bitcoin Tidak Termasuk, Ini 5 Pendapatan Pasif Menurut Robert Kiyosaki di Tahun 2025
Secara keseluruhan, kapitalisasi pasar kripto global saat ini berada di level USD 3,18 triliun atau setara Rp 52.008 triliun, mencatat kenaikan 0,67 persen dalam 24 jam terakhir.
Dampak dari Inflasi AS
Bitcoin sempat turun ke level USD 95.000 (Rp 1,55 miliar) setelah laporan inflasi AS menunjukkan kenaikan menjadi 3 pesen pada Januari 2025.
Hal ini mengikis harapan bahwa Federal Reserve akan segera menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.
Meski kemudian pulih ke kisaran USD 97.000 (Rp 1,58 miliar), investor tetap waspada terhadap potensi dampak kebijakan moneter AS terhadap pasar kripto.
Baca Juga: Bitcoin Pekan Ini: Kebijakan Tarif Donald Trump Mengguncang Pasar, MicroStrategy Berhenti Beli BTC
Saham-saham perusahaan berbasis kripto seperti MicroStrategy (MSTR), Coinbase (COIN), dan Marathon Holdings (MARA) juga mengalami volatilitas serupa.
Prospek Bitcoin ke Depan
Pada 20 Januari 2025, Bitcoin sempat mencetak rekor tertinggi di atas USD 109.000 menjelang pelantikan Presiden AS Donald Trump.
Harapan akan regulasi yang lebih bersahabat bagi industri kripto sempat mendorong harga naik.
Namun, tekanan inflasi dan ketidakpastian kebijakan moneter membuat Bitcoin kembali berfluktuasi.
Baca Juga: 3 Mata Uang Kripto Ini Diprediksi Berikan Keuntungan Besar Saat Bitcoin Mencapai Harga Rp1,5 Miliar
Beberapa analis membandingkan Bitcoin dengan emas sebagai aset lindung nilai, tetapi pergerakan harga BTC yang sering mengikuti pasar saham tradisional masih menimbulkan perdebatan di kalangan investor.
Dengan ketidakpastian yang masih tinggi, investor disarankan untuk tetap berhati-hati dan mengikuti perkembangan makroekonomi global yang dapat mempengaruhi pasar kripto dalam waktu dekat.
DISCLAIMER: Artikel ini merupakan informasi umum dan bukan saran investasi atau ajakan untuk berinvestasi di mata uang kripto atau cryptocurrency.