ilustrasi. Kecerdasan buatan DeepSeek AI menyimpa kekhawatiran terhadap teknologi yang dikembangkannya. (Sumber: Crypto Times)

TEKNO

Jadi Pusat Perhatian, DeepSeek AI Timbulkan Kekhawatiran Banyak Negara Terkait Data Pribadi

Rabu 12 Feb 2025, 12:36 WIB

POSKOTA.CO.ID – Saat ini, keberadaan DeepSeek AI ini mengguncang dunia berkat kemampuannya. Meski begitu, chatbot AI asal Tiongkok ini masih memicu kontroversi.

Sebelumnya DeepSeek telah merilis chatbot berbasis model DeepSeek-R1 untuk platform iOS dan Android. Dalam waktu singkat, teknologi kecerdasan buatan ini tampil menjadi primadona.

Pada 27 Januari, DeepSeek-R1 berhasil melampaui popularitas ChatGPT sebagai aplikasi gratis yang paling banyak diunduh di App Store iOS di Amerika Serikat.

Baca Juga: Manfaatkan DeepSeek AI untuk Menghasikan Uang Gratis dengan 4 Cara Mudah Ini

Tak disangka, hal ini seolah ‘meruntuhkan’ dominasi teknologi Barat karena mampu menyebabkan penurunan harga saham Nvidia sebesar 18 persen.

Keberhasilan DeepSeek dalam menghadapi pesaing yang lebih besar dan mapan telah digambarkan sebagai mengguncang dominasi Artificial Intelligence (AI) yang populer sebelumnya.

Ini juga menandai munculnya perlombaan inovasi AI secara global, dan memulai era baru persaingan AI di seluruh dunia.

Namun, ada sisi lain dari DeepSeek yang menimbulkan kekhawatiran, yakni terkait epatuhannya terhadap kebijakan sensor pemerintah Tiongkok dan praktik pengumpulan datanya.

Baca Juga: NASA Larang Pegawai Pakai DeepSeek AI, Mengapa? Ini Penjelasan Lengkapnya

Ini membuat beberapa negara khawatir dengan privasi dan kontrol informasi, hingga mendorong pengawasan regulasi di berbagai negara.

Beberapa sumber mengamati bahwa versi antarmuka pemrograman aplikasi (API) resmi dari R1, yang dijalankan dari server yang berlokasi di Tiongkok, menggunakan mekanisme sensor tertentu.

Misalnya untuk topik-topik yang dianggap sensitif secara politik oleh pemerintah Tiongkok. Model ini menolak menjawab pertanyaan tentang pembantaian Lapangan Tiananmen 1989.

Juga tentang penganiayaan etnis Uyghur, perbandingan antara Xi Jinping dan Winnie the Pooh, serta hak asasi manusia di Tiongkok.

Baca Juga: Cara Mudah Gunakan Aplikasi DeepSeek, Chatbot AI Siap Kalahkan Meta dan ChatGPT

Awalnya, DeepSeek AI akan memberikan jawaban. Tetapi kemudian menghapusnya dan menggantinya dengan pesan seperti: "Maaf, itu di luar cakupan saya saat ini. Mari bicarakan hal lain."

Melihat hal tersebut, banyak ahli khawatir bahwa pemerintah Tiongkok dapat menggunakannya untuk operasi pengaruh asing, penyebaran disinformasi, pengawasan, dan pengembangan senjata siber.

Ketentuan privasi DeepSeek menyatakan bahwa mereka menyimpan informasi yang dikumpulkan di server aman yang berlokasi di Republik Rakyat Tiongkok.

“Kami dapat mengumpulkan input teks atau audio Anda, prompt, file yang diunggah, umpan balik, riwayat obrolan, atau konten lain yang Anda berikan kepada model dan layanan kami," katanya.

Baca Juga: DeepSeek Hadir dengan Fitur yang Bisa Geser Dominasi ChatGPT, Apa Bedanya?

Meskipun konsisten dengan kebijakan privasi ChatGPT, sebuah artikel Wired mengatakan bahwa layanan online DeepSeek yang mengirim data ke negara asalnya dapat membuka jalan untuk pengawasan yang lebih besar.

Menanggapi hal tersebut, otoritas perlindungan data Italia mencari informasi tambahan tentang pengumpulan dan penggunaan data pribadi oleh DeepSeek.

Selain itu, Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat juga mengumumkan bahwa mereka telah memulai tinjauan keamanan nasional.

Komisi Perlindungan Informasi Pribadi Korea Selatan juga membuka penyelidikan terhadap penggunaan informasi pribadi oleh DeepSeek. Otoritas Perlindungan Data Belanda juga meluncurkan investigasi.

Baca Juga: 5 Keunggulan DeepSeek AI yang Bikin OpenAI dan MetaAI Ketar-Ketir

Pada 31 Januari 2025, Taiwan juga menyarankan departemen pemerintahnya untuk tidak menggunakan layanan DeepSeek untuk mencegah risiko keamanan informasi.

Di hari yang sama, gubernur Texas Greg Abbott mengeluarkan larangan penggunaan terhadap perangkat yang dikeluarkan pemerintah untuk DeepSeek, bersama dengan Xiaohongshu dan Lemon8.

Tak berhenti di situ, pada Februari 2025, akses ke DeepSeek AI telah dilarang pada perangkat Departemen Layanan Pelanggan New South Wales.

Australia, Korea Selatan, dan Kanada melarang DeepSeek dari perangkat pemerintah. Pada bulan yang sama, peneliti keamanan menemukan bahwa DeepSeek mengirim data ke platform cloud yang berafiliasi dengan ByteDance.

Tags:
penggunaan data pribadipemerintah TiongkokTeknologi Kecerdasan BuatanDeepSeek-R1chatbot AI asal TiongkokDeepSeek AI

Fia Afifah Rahmah

Reporter

Fia Afifah Rahmah

Editor