AI China DeepSeek Dilarang di Berbagai Negara: Ancaman Keamanan atau Persaingan Teknologi?

Minggu 09 Feb 2025, 23:12 WIB
ilustrasi alat kecerdasan buatan (AI) DeepSeek yang dilarang di berbagai negara. (Sumber: Crypto Times)

ilustrasi alat kecerdasan buatan (AI) DeepSeek yang dilarang di berbagai negara. (Sumber: Crypto Times)

POSKOTA.CO.ID - Berbagai negara di dunia seperti Amerika Serikat (AS), Australia, Taiwan, Korea Selatan, Inggris, Italia hingga Prancis mengambil langkah tegas dengan melarang penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) asal China, DeepSeek.

Larangan ini muncul karena kekhawatiran terkait keamanan data serta adanya potensi keamanan nasional dan implikasi geopolitik yang lebih luas.

Alasan Mengapa AI DeepSeek Dilarang di Berbagai Negara

Melansir dari Crypto Times sejumlah alasan mengapa AI DeepSeek dilarang digunakan adalah karena adanya kekhawatiran terhadap kebocoran data sensitif ke pemerintah China.

Sebab kebijakan privasi dari alat kecerdasan buatan itu, mengharuskan penyimpanan data pengguna dan kewajiban berbagi data ke pihak intelijen apabila dibutuhkan.

Baca Juga: DeepSeek AI, Kecerdasan Buatan Yang Perlu Anda Ketahui dan Cara Menggunakannya dengan Mudah

Hal ini yang tidak bisa diterima oleh banyak negara, karena dianggap dapat menimbulkan risiko keamanan.

Beberapa negara seperti Taiwan mengungkapkan bahwa khawatir penggunaan DeepSeek oleh lembaga pemerintah dan infrastruktur penting bisa bocor dan membahayakan keamanan nasional.

Sementara AS, menyatakan kekhawatirannya karena pemerintah China dapat menggunakan DeepSeek untuk melacak dan menyebarkan misinformasi.

Sedangkan Korea Hydro & Nuclear Power memblokir DeepSeek dan AI generatif lainnya karena adanya risiko keamanan siber dan beberapa Kementerian Korea Selatan pun melarang penggunaan DeepSeek.

Baca Juga: Manfaatkan DeepSeek AI untuk Menghasikan Uang Gratis dengan 4 Cara Mudah Ini

Selanjutnya pemerintah Australia melarang penggunaan DeepSeek di seluruh perangkat pemerintahan karena isu keamanan nasional.

Berita Terkait
News Update