Pemprov Jakarta Perketat Pengawasan Penyaluran Gas 3 Kg

Jumat 07 Feb 2025, 21:09 WIB
Pj Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi meninjau pangkalan gas 3 kilogram di Jalan Kerja Bhakti Nomor 16 RT 05/09, Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat, 7 Februari 2025. (Sumber: Dok. Kominfotik Jakarta)

Pj Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi meninjau pangkalan gas 3 kilogram di Jalan Kerja Bhakti Nomor 16 RT 05/09, Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat, 7 Februari 2025. (Sumber: Dok. Kominfotik Jakarta)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pemprov Jakarta menyebut, fenomena panic buying yang terjadi akhir-akhir ini lantaran kekhawatiran warga terhadap kelangkaan gas 3 kg. Hal itu membuat stok gas di pangkalan menjadi berkurang.

Hal itu disampaikan Pj Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi meninjau pangkalan gas 3 kilogram di Jalan Kerja Bhakti Nomor 16 RT 05/09, Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat, 7 Februari 2025.

"Memang sempat terjadi antrean pada Senin dan Selasa kemarin, namun tidak banyak. Penyebabnya karena khawatiran warga sehingga membeli lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan sehari-hari," kata Teguh dalam keterangan resmi.

Oleh karena itu, lanjut Teguh, Pemprov Jakarta telah berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk menambah kebutuhan gas 3 kg pada 2025.

Baca Juga: 3 Alasan Pemprov Jakarta Batasi Masa Sewa Rusun

"Patokannya kebutuhan pada 2024, kemudian yang disetujui oleh Dirjen Migas itu lebih rendah lima persen dari yang kita ajukan. Nanti kami akan berkoordinasi lebih lanjut," ucapnya.

Teguh menerangkan, untuk Harga Eceran Tertinggi (HET) sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 4 Tahun 2015 di tingkat pangkalan sebesar Rp16.000. Sedangkan untuk wilayah Kepulauan Seribu adalah Rp18.500 dan Rp19.500.

"Kalau di Kramat Jati yang barusan kami lihat HET-nya Rp16.000 dijual Rp16.000 juga, tetapi kami pantau di beberapa wilayah memang ada yang jual sampai Rp19.000," katanya.

Teguh telah menginstruksikan seluruh jajarannya untuk memantau secara berkala di pangkalan-pangkalan resmi LPG, sekaligus memastikan wilayah yang terjadi kekosongan stok gas.

Baca Juga: Transjakarta Optimis Layani 407 Juta Penumpang Tahun Ini

Hal ini dilakukan agar kebutuhan gas bagi warga dapat terdistribusi dengan baik, sehingga tidak terjadi kendala di lapangan.

Berita Terkait
News Update