Hidayat Nur Wahid Tolak Usulan Donald Trump, Sebut Relokasi Warga Gaza Kuatkan Penjajahan Israel

Rabu 29 Jan 2025, 23:18 WIB
Tulisan yang menyambut kembalinya warga Gaza ke tanah kelahirannya. (Sumber: X/@MosabAbuToha)

Tulisan yang menyambut kembalinya warga Gaza ke tanah kelahirannya. (Sumber: X/@MosabAbuToha)

POSKOTA.CO.ID – Usulan Presiden AS Donald Trump untuk merelokasi warga Gaza kembali mendapatkan penolakan. Kini, Wakil Ketua MPR memberikan pendapatnya.

Menurut Hidayat Nur Wahid (HNW), usulan merelokasi warga Gaza ke sejumlah negara tetangga seperti Mesir dan Yordania wajib ditolak.

Dia  menilai, langkah itu malah jadi membantu Israel dalam mewujudkan misi penjajahan untuk mewujudkan klaim negara Israel Raya.

Baca Juga: Isi Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza: Penarikan Pasukan Israel hingga Bantuan Kemanusiaan Besar-besaran

Tak hanya itu, upaya tersebut juga malah menjadi bagian ethnic cleansing atau pembersihan etnis yang wajib ditolak oleh semua pihak.

Dalam keterangan resminya pada Rabu, 29 Januari 2025, Hidayat mengatakan usulan tersebut ternyata bukan sekadar wacana tim transisi Donald Trump, tapi sikap Trump yang terbuka.

“Dan betapa seriusnya proposal ini sehingga Trump mengaku bahwa dirinya berkomunikasi langsung dengan Presiden Mesir dan Raja Yordania walau kemudian ditolak oleh kedua pemimpin negara tersebut," paparnya.

Mendapatkan penawaran dari AS, dia kemudian mengapresiasi sikap Presiden Mesir dan Raja Yordania yang menolak mentah-mentah usulan tersebut.

Baca Juga: Israel dan Hamas Sepakat Gencatan Senjata, Berikut Ini Rincian Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Sikap tersebut juga sejalan dengan sikap Al Azhar yang menolak relokasi. Dia menyebut, penolakan juga datang dari sejumlah negara Eropa seperti Inggris dan Jerman serta Liga Arab.

“Memang sudah seharusnya ditolak karena relokasi tersebut bukan solusi yang tepat untuk menghadirkan keadilan dan perdamaian di Palestina, melainkan hanya dalih/kedok untuk memudahkan Israel melakukan pendudukan dan melanggengkan penjajahan terhadap Gaza dan Palestina," ucapnya.

Berita Terkait
News Update