POSKOTA.CO.ID – Setelah berbulan-bulan konflik yang berkepanjangan, Israel dan Hamas akhirnya mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Gencatan senjata ini akan mulai berlaku pada 19 Januari. Kesepakatan ini merupakan hasil dari negosiasi yang panjang dan melibatkan berbagai pihak, termasuk negara-negara Arab dan Amerika Serikat.
Kesepakatan ini mencakup rencana untuk melepaskan sejumlah sandera yang ditahan oleh Hamas, serta tahanan Palestina yang ada di penjara Israel.
Gencatan senjata ini juga membuka jalan bagi pengiriman bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan oleh warga Gaza.
Baca Juga: 10 Fakta Terkait Konflik Palestina dan Israel yang Wajib Diketahui
Qatar memainkan peran penting dalam mediasi antara Israel dan Hamas. Perdana Menteri Qatar mengonfirmasi bahwa kesepakatan ini merupakan hasil dari upaya bersama yang melibatkan negara-negara seperti Mesir dan Amerika Serikat.
Kerjasama ini diharapkan dapat menciptakan kondisi yang lebih stabil di kawasan tersebut.
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyambut baik kesepakatan ini sebagai langkah menuju masa depan yang lebih baik di Timur Tengah.
Ia menekankan pentingnya normalisasi hubungan antara Israel dan negara-negara Arab lainnya. Biden percaya bahwa kesepakatan ini dapat membuka jalan bagi perdamaian yang lebih langgeng di kawasan tersebut.
Baca Juga: Rusia Dukung Aspirasi Negara Palestina Merdeka, Putin Singgung Tragedi Kemanusiaan
Rincian Kesepakatan
Kesepakatan ini terdiri dari beberapa fase yang akan dilaksanakan secara bertahap:
- Fase Pertama: Penarikan pasukan Israel dari Gaza dan pengembalian warga Palestina yang terpaksa mengungsi.
- Pelepasan Sandera: Hamas akan melepaskan 33 sandera Israel, termasuk wanita dan anak-anak, dengan jumlah tertentu setiap minggu.
- Bantuan Kemanusiaan: Setiap hari, diharapkan 600 truk bantuan kemanusiaan dapat masuk ke Gaza untuk memenuhi kebutuhan mendesak warga.