"Ulama berbeda pendapat terkait dengan waktu (Isra Miraj) kepada lima pendapat," kata Ustadz Adi Hidayat.
Baca Juga: Link Twibbon Isra Mi'raj 1446 H atau 2025, Cocok Dibagikan di Medsosmu
Kemudian, Wakil ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu menyebutkan pendapat para ulama perihal waktu Isra Mi'raj di antaranya:
- Di awal masa kenabian
- Di bulan Rabiul Awal
- Satu tahun dua bulan sebelum nabi Hijrah
- Setelah Khadijah RA (istri nabi) dan Abu Thalib (paman nabi) meninggal dunia
- 27 Rajab
Tanggal 27 Rajab yang dikemukakan oleh Syekh Al Mansur Fury dianggap sebagai pendapat yang terkuat sehingga umat Islam saat ini memperingati Isra Miraj pada waktu tersebut.
"Nah, ini (27 Rajab) dianggap sebagai pendapat yang terkuat, rinci dengan bulan dan tanggalnya. Yang lain tidak merinci tanggal," kata UAH.
Baca Juga: Indonesia Sambut Baik Gencatan Senjata Israel-Palestina, Wamenlu Ajak Bangun Gaza Kembali
Menurutnya, meskipun terjadi perbedaan pendapat, namun di dalam fiqih jika ada perbedaan waktu bukanlah hal yang esensial.
UAH menjelaskan, hakikat dari Isra Miraj itu bukanlah untuk mencari waktu semata, melainkan untuk mengambil hikmah yang terkandung di dalamnya.
"Karena inti dari Isra Miraj itu bukan untuk mencari waktu, tetapi untuk mengambil hikmahnya. Biasanya kalau pelajaran bukan di waktu, enggak akan dirinci oleh Allah, enggak akan dirinci oleh Rasulullah," tuturnya.
Dari penjelasan UAH, maka dapat disimpulkan bahwa Isra Miraj tidak memusatkan pada kapan waktu berlangsungnya, melainkan dari pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik oleh setiap umat muslim.