Anisah Ditandu 5 Kilometer untuk Bersalin, Jalan Cikeusik Pandeglang Tak Kunjung Diperbaiki

Jumat 03 Jan 2025, 19:17 WIB
Sejumlah warga di Desa Tanjungan, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten menandu pasien ibu hamil yang hendak melahirkan karena kondisi jalan rusak parah. (Sumber: Tangkapan layar video warga)

Sejumlah warga di Desa Tanjungan, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten menandu pasien ibu hamil yang hendak melahirkan karena kondisi jalan rusak parah. (Sumber: Tangkapan layar video warga)

POSKOTA.CO.ID - BAMBU dengan panjang sekitar 2 meter jadi penyangga sarung untuk menandu seorang ibu hamil. Dua orang pria perlahan-lahan melewati jalan berlumpur yang licin sambil menandu Anisah, 37 tahun, untuk melahirkan ke rumah bidan desa.

Di belakangnya, seorang pria lain bersiaga untuk bergantian menandu Anisah. Ada juga seorang pria berpeci hitam yang mengenakan sepatu bot menenteng barang bawaan keperluan melahirkan.

Seorang perempuan dan anak kecil ikut berjalan mengikuti rombongan tersebut ke rumah seorang bidan. Di awal bulan Januari 2025, Anisah mulai merasakan kontraksi. Ia hendak melahirkan.

Lokasi rumahnya yang berada di pelosok, di Kampung Cigebang Hilir, Desa Tanjungan, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Banten membuat perjuangannya untuk melahirkan semakin sulit. Tak ada mobil yang bisa masuk ke kampungnya karena akses jalan yang rusak parah.

Baca Juga: Jalan Rusak Parah, Warga Cikeusik Ditandu Menggunakan Kain Sarung saat Pulang ke Rumah Usai Melahirkan

Warga harus menandu Anisah sejauh lima kilometer ke tempat persalinan. Hanya tandu darurat dari bambu dan kain sarung yang bisa mengantar Anisah ke rumah bidan.

Anisah mengaku, dirinya hendak melahirkan anaknya yang kedua. Namun karena kondisi jalan rusak, ia harus ditandu oleh warga dengan menggunakan kain sarung.

"Alhamdulillah anak kedua saya sudah lahir dengan selamat. Namun sebelum ke Bidan Desa saya ditandu oleh warga karena kondisi jalan rusak tidak bisa dilalui kendaraan," ucap Anisah kepada Poskota, Jumat, 3 Januari 2025.

Ia menceritakan, saat ditandu menuju tempat persalinan, merasakan hal tak karuan. Ia harus menahan sakit di dalam kain sarung saat ditandu oleh warga.

Baca Juga: Ada Pasien Ditandu Pakai Sarung di Pandeglang, Anggota DPRD: "Ya Allah Gusti" 

"Ya perasaan saat ditandu campur aduk, mana menahan sakit, mules, dan takut melahirkan di tengah jalan, pasti repot. Soalnya kan menuju tempat persalinan lumayan jauh, saya juga ditandu oleh warga hampir satu jam lamanya di perjalanan," katanya.

Cicih, salah seorang anggota keluarga mengungkapkan, Anisah harus ditandu oleh warga karena akses jalan yang rusak sehingga sama sekali tidak bisa dilalui kendaraan roda empat.

"Kejadiannya kemarin, Kamis 2 Januari 2025. Saudara saya itu hendak melahirkan ke tempat persalinan di rumah bidan desa. Namun karena jalannya rusak, maka tidak bisa dibawa dengan menggunakan kendaraan roda empat, sehingga harus ditandu pakai kain sarung oleh warga," ungkapnya.

Tak Cuma untuk Ibu Hamil

Setiap pasien baik yang sakit maupun yang hendak melahirkan di kampungnya harus ditandu ketika hendak dibawa ke fasilitas kesehatan. Soalnya kondisi jalan rusak parah dan tidak bisa dilalui kendaraan.

Baca Juga: Soal Pasien Ditandu Pakai Sarung, DPRD Minta Bupati Pandeglang Serius Tangani Akses Jalan 

"Kondisi jalan berlumpur dan licin, kendaraan mobil sama sekali tidak bisa melintas di jalan ini. Sehingga kalau ada yang mau berobat atau melahirkan ke Puskesmas atau faskes yang lain harus ditandu," katanya.

Dua orang warga menandu Anisah melewati jalan rusak dan berlumpur untuk pergi ke rumah bidan desa. (Sumber: Tangkapan layar video warga)

Sepengetahuan dirinya, jalan rusak ini sudah lama dibiarkan dan belum pernah dibangun. Mungkin saja sebelum dirinya lahir pun kondisi jalan belum pernah dibangun. Seingatnya, sejak ia kecil hingga sekarang ini kondisi jalan dalam kondisi rusak.

"Kalau hujan jalan ini becek dan licin karena bercampur lumpur. Mungkin kondisi.jalan rusak sudah puluhan tahun, karena sejak saya kecil sampai sekarang kondisi jalan dalam kondisi rusak parah," ujarnya.

Ia berharap, Pemkab Pandeglang bisa memberikan perhatian terhadap kesulitan warga atas kondisi jalan rusak ini. Soalnya, jika ada orang sakit atau ibu hamil yang hendak melahirkan di Puskesmas atau bidan desa, harus ditandu menggunakan kain sarung.

"Indonesia sudah merdeka, tapi kami di sini belum merasakan kemerdekaan. Jadi tolong kepada pemerintah bisa melihat kondisi kesulitan warga di Desa Tanjungan, karena akibat jalan rusak ini sangat menyulitkan bagi kami," harapnya.

Sementara, Kepala Desa Tanjungan, Kecamatan Cikeusik, Sarmin saat dihubungi melalui sambungan telepon belum memberikan respons.

Berita Terkait

News Update