POSKOTA.CO.ID - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah ruangan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo terkait kasus dugaan korupsi dana Corporate Social Responsibility (CSR).
Perry Warjiyo tercatat menjabat sebagai Gubernur BI selama dua periode mulai dari 2018 hingga 2023 kembali terpilih sebagai Gubernur Bank Indonesia untuk periode 2023 sampai 2028.
Sejak awal Perry Wariyo dipilih langsung oleh Joko Widodo ketika masih menjabat Presiden kala itu.
Berikut biodata singkat Perry Warjiyo yang berhasil dihimpun Poskota dari berbagai sumber.
Biodata Perry Warjiyo
Nama lengkap: Perry Warjiyo
Nama panggilan: Perry
Tempat, tanggal lahir: Sukoharjo, 25 Februari, 1959
Zodiak: Aquarius
Agama: Islam
Pasangan: Wulandari Prasetyaningsih
Anak-anak: Chandra Rahman Hakim
Pendidikan: SMA N 3 Surakarta (1976), Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (1982), Lowa State University (1989)
Pekerjaan: Ekonom
Perry adalah anak ke-6 dari 9 bersaudara dari keluarga petani di Jawa Tengah.
Dalam kondisi finansial yang terbatas, kedua orang tuanya terus berusaha mendorong anak-anaknya menjadi orang sukses di masa depan.
Usai lulus dari UGM, Perry kemudian bekerja di Bank Indonesia pada Januari 1984. Dalam kesempatan itu, Perry berhasil mengembangkan keterampilannya di area riset ekonomi dan kebijakan moneter, isu-isu internasional, dan masih banyak lainnya.
Bank Indonesia kemudian mengirim Perry untuk melanjutkan pendidikan tinggi di luar negeri. Perry berhasil meraih gelar M.Sc dalam bidang ekonomi moneter dan internasional dari Universitas Negeri Iowa dan PH.d untuk bidang ekonomi moneter dan internasional di kampus yang sama.
Setelah menyelesaikan pendidikan di luar negeri, Perry kembali memulai karir dari staf di Desk penyelamatan kredit dari tahun 1992 hingga 1995.
Di tahun yang sama Perry kemudian diangkat menjadi Staf Gubernur Bank Indonesia. Dalam waktu yang singkat, Perry diangkat sebagai kepala Biro Gubernur di tahun 1998.
Kemudian di tahun 2001, Perry memegang peran penting sebagai project leader Unit Khusus Program Transformasi (UKPT).
Karirnya semakin menanjak kala diriny diangkat menjadi Direktur Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan pada tahun 2003 lalu diangkat menjadi Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia hingga tahun 2007.
Pada tahun 2007 – 2009 Perry Warjiyo diangkat menjadi Direktur Eksekutif, South East Asia Voting Group (SEAVG),International Monetary Fund (IMF) mewakili mewakili 13 negara anggota yang tergabung dalam South-East Asia Voting Group.
Hingga akhirnya, Perry kembali ke Bank Indonesia dan menjabat sebagai Deputi Gubernur BI periode 2013-2018.
Selama menjabat sebagai Deputi Gubernur BI, padahal Perry sudah berkali-kali gagal untuk menjadi kandidat Gubernur BI. Namun tak disangka, pada akhir periode kerjanya, Perry menjadi satu-satunya calon Gubernur BI yang dipilih oleh Presiden Joko Widodo.
Setelah terpilih, Perry Warjiyo resmi mengucapkan sumpah jabatan pada tanggal 24 Mei 2018 dan tercatat sebagai Gubernur Bank Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden RI No.70/P Tahun 2018 tanggal 16 April 2018.
Jokowi pun kemudian mempercayakan kembali Perry Warjiyo pada 24 Mei 2023, kembali mengucapkan sumpah jabatan sebagai Gubernur BI berdasarkan Keputusan Presiden RI No.38/P Tahun 2023 tanggal 5 Mei 2023 untuk periode 2023-2028.
Prestasi dan Pencapaian Perry Warjiyo
Selama masa kepemimpinannya 2018-2023, Perry banyak membawa pencapaian di BI. Diantaranya adalah Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025.
Selain itu, BI dalam pimpinan Perry berhasil memperluas Local Currency Settlement (LCS) hingga ke lima negara di Asean. Tidak hanya di Asean, BI akan memperluas LCS hingga ke India dan Korea Selatan.
Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.