Obrolan Warteg: Kambing Hitam VS Kambing Putih. (Poskota/ Yudhi Himawan)

Sental-Sentil

Obrolan Warteg: Kambing Hitam VS Kambing Putih

Selasa 03 Des 2024, 07:04 WIB

Fenomena ‘kambing hitam’ tidak asing lagi bagi masyarakat kita. Telah mewarnai kehidupan masyarakat sejak dulu kala, boleh jadi, sudah ada sebelum negeri kita merdeka.

“Mengapa menggunakan istilah kambing hitam, bukan kambing putih, kuning, coklat atau belang?,” tanya bung Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan bang Yudi.

“Jawabnya karena historisnya memang menyebutkan kambing hitam., bukan kambing putih. Jika ditulis rinci, akan cukup panjang memenuhi halaman, nanti bisa ditegur bang Ucha yang punya halaman,” kata Yudi.

“Singkat saja,” desak Heri.

“Intinya kambing hitam itu, dulu dikaitkan dengan makna religius untuk menggambarkan makhluk yang menanggung dosa. Pada akhirnya, istilah itu digunakan menggambarkan sekelompok atau individu yang tidak bersalah, namun menanggung kesalahan orang lain,” jelas mas Bro.

“Itulah sebabnya acap muncul istilah mengkambingkan orang lain, jangan mencari kambing hitam. Maksudnya, kesalahan atau kegagalan yang menimpanya akibat kesalahan atau perbuatan orang lain,” tambah Heri.

“Berarti lempar tanggung jawab dong. Dirinya yang gagal, orang lain yang disalahkan. Mencari kesalahan orang lain, dengan maksud untuk menutupi kesalahan diri sendiri. Itu nggak fair,” ujar Yudi.

“Itu namanya mencari pembenaran dengan menuduh orang lain yang bersalah, padahal belum sepenuhnya orang dimaksud yang bersalah, boleh jadi, sama sekali  tidak bersalah, tetapi menjadi tumpuan kesalahan,” ujar Heri.

“Kasihan orang yang dijadikan kambing hitam ya...” ujar Yudi.

“Lebih kasihan lagi kambing hitam yang tak tahu menahu dijadikan tumpuan kesalahan,” kata mas Bro.

“Belakangan istilah kambing hitam juga mencuat, pasca- pilkada serentak. Lagi ramai menjadi perbincangan, jangan karena kalah pilkada , lantas mencari - cari kambing hitam. Kalah yang kalah aja.Itulah komentar yang beredar,” ujar Heri.

“Mestinya jangan kambing hitam yang dicari. Coba sesekali mencari kambing putih dan bersih, variasi gitu loh. Hidup itu katanya harus penuh warna, jangan monoton,” urai Yudi.

“Kalau kambing putih biasanya banyak dicari untuk hewan kurban,” kata Heri.

“Betul. Orang kalau mau kurban pilihan utama kambing berwarna putih. Kalau nggak ada yang putih, pilih kuning. Pilihan berikutnya putih samar - samar, belang, kemudian baru hitam, “ jelas mas Bro.

“Kok larinya ke sana sih,” protes Yudi.

“Ya, kan sama – sama kambing. Sama – sama untuk korban, cuma beda maksud dan tujuan,” kata mas Bro. (Joko Lestari).

Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.

Tags:
Kambing Hitammakna religiusMenanggung DosaPilkada

Administrator

Reporter

Ade Mamad

Editor