Obrolan warteg.

Sental-Sentil

Obrolan Warteg: Jangan Salah Coblos..

Selasa 26 Nov 2024, 08:16 WIB

Tinggal sehari lagi rakyat Indonesia akan memilih 37 gubernur dan wakil gubernur, 415 bupati dan wakil bupati, serta 93 wali kota dan wakil wali kota.

Untuk warga Jakarta hanya memilih pasangan gubernur dan wakil gubernur, karena daerah khusus. Tidak ada pemilihan wali kota ataupun bupati. Sebaliknya bagi warga masyarakat Yogyakarta, tidak ada pemilihan gubernur, karena DIY yang ada pemilihan wali kota dan bupati.

“Lain halnya kalian yang tinggal di luar wilayah Jakarta, seperti kota Bekasi atau Tangsel, maka selain memilih gubernur, juga memilih wali kota,” kata mas Bro
mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, bung Heri dan bang Yudi.

“Berarti kita para pemilih akan mendapatkan kertas suara  pemilihan wali kota dan gubernur. Ingat hari Rabu, 27 November, kalian datang ke TPS untuk mencoblos,” kata Yudi.

“Soal nyoblos itu gampang. Masalahnya yang dicoblos itu sudah benar apa tidak, cara nyoblosnya juga nggak boleh ngasal. Melenceng keluar dari kotak, dianggap tidak sah, hasil coblosan menjadi sia–sia,” kata mas Bro.

“Karena itu begitu masuk bilik suara, perhatikan dengan seksama, kertas suara rusak apa tidak. Kalau ada yang bolong atau sobek, minta tukar yang baru kepada panitia,” tambah Heri.

“Itu tahap pertama, tahap berikutnya perhatikan pula dengan seksama gambar pasangan calon gubernur atau wali kota yang hendak dicoblos. Pilihan harus sesuai hati nurani, jangan terpengaruh apa kata teman, tetangga atau lainnya,” ujar Yudi.

“Jangan tengok kanan kiri, apalagi ngintip orang yang berada di sebelah bilik suara. Pilihan itu bebas dan rahasia. Artinya tidak boleh ada pemaksaan, intimidasi
dan kriminalisasi,” ujar Heri.

“Pilihlah pemimpin yang dipercaya mampu membawa kemajuan, bukan kemunduran. Pemimpin yang sangat peduli kepada rakyat, bukan pemimpin yang pandai menebar janji menjual mimpi,” kata mas Bro.

“Nah, untuk mengetahui pemimpin yang demikian bagaimana caranya?,” kata Heri.

“Lihat dari rekam jejaknya selama ini. Rekam jejak soal kebaikan dan keburukan yang telah dilakukan. Rekam jejak yang sudah teruji pengabdiannya kepada lingkungan masyarakat,” jelas mas Bro.

“Penting pula untuk memilih pemimpin yang sudah teruji ‘satunya kata dengan perbuatan’, bukan beda ucapan, beda pula perbuatan,” ujar Heri.

“Cuma pilihan itu tak ubahnya selera. Menurutmu itu baik, belum tentu baik menurutku. Itulah mengapa kita beda pilihan,” kata Yudi.

“Nggak masalah, beda pilihan adalah keniscayaan, yang penting kita tetap berteman,” ujar mas Bro. (Joko Lestari)

Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.

Tags:
Obrolan Wartegpemilihangubernurwali kota

Administrator

Reporter

Firman Wijaksana

Editor