POSKOTA.CO.ID - Harga bitcoin naik tipis 1,5 persen dalam 24 jam terakhir menjadi Rp970 juta, berdasarkan data terbaru Coinmarketcap, Sabtu pagi, 5 Oktober 2024, sekitar pukul 10.55 WIB.
Volume transaksi perdagangan bitcoin merosot 20 persen dalam 24 jam terakhir, menjadi Rp438 triliun. Adapun market cap atau kapitalisasi pasar bitcoin kini senilai Rp19 ribu triliun.
Dalam sepekan terakhir, bitcoin menunjukkan pelemahan, turun 6,3 persen. Sedangkan tren 1 bulan terakhir menunjukkan bitcoin masih bertahan kuat dengan akumulasi kenaikan 8,4 persen.
Bitcoin mengalami pukulan besar karena dipicu ketegangan antara Iran dan Israel. Bitcoin juga mengalami outflow atau arus keluar besar-besaran dari bursa. Ini menjadi penarikan terbesar sejak November 2022.
Tahan atau Jual?
Bagaimana menghadapi kondisi tersebut? Data on-chain dari CryptoQuant menunjukkan, Bitcoin mengalami outflow terbesar dari exchange selama hampir 1 tahun terakhir.
Tren ini terlihat jelas di beberapa time frame, termasuk moving average 30, 50, dan 100 hari. Ini mengindikasikan lebih banyak Bitcoin yang dikeluarkan dari bursa, yang bisa menjadi tanda pergeseran sentimen pasar.
Ketika Bitcoin keluar dari bursa, biasanya ada perpindahan aset kripto ke dalam cold storage yang berada di luar ekosistem exchange kripto, untuk menyimpannya dalam jangka panjang. Mereka tidak menjualnya, tapi menyimpannya di dalam dompet di luar ekosistem exchange kripto.
Tindakan ini sering kali menunjukkan sentimen bullish, karena investor percaya pada pertumbuhan harga Bitcoin dan lebih memilih untuk menyimpan aset mereka ke dalam dompet elektronik di luar ekosistem exchange kripto, ketimbang menjualnya.
Banyaknya jumlah Bitcoin yang keluar dari exchange kripto tentu berdampak pada harganya. Dengan semakin sedikitnya koin yang tersedia di exchange, berkurangnya pasokan dapat menaikkan harga, terutama jika permintaan tetap kuat.
Tanda Datangnya Tren Bullish
Dalam laporan analisis yang diperoleh, para penambang Bitcoin mengurangi jumlah Bitcoin yang mereka kirim ke exchange. Perilaku para penambang sering kali memberikan petunjuk tentang pergerakan harga di masa depan.
Secara historis, ketika para penambang memilih untuk menyimpan Bitcoin mereka daripada menjualnya, hal ini menunjukkan prospek positif, atau bullish, untuk aset kripto. Pergeseran ini dapat berarti para penambang memperkirakan harga Bitcoin akan naik dalam waktu dekat.
Analisis Teknikal Harga Bitcoin
Bitcoin bertahan stabil di atas 60.959 dolar AS, dan mungkin sedang bersiap untuk kenaikan selanjutnya. Pada sisi atas, harga dapat menghadapi resistensi di sekitar 61.400 dolar AS, dengan rintangan utama berikutnya di angka 61.750 dolar AS.
Bitcoin dapat menghadapi resistensi di sekitar 61.400 dolar AS atau sekitar Rp961 juta. Jika berhasil menembus ini, rintangan signifikan berikutnya adalah level 61.750 dolar AS atau Rp967 juta, yang sejajar dengan tanda Fibonacci retracement 76,4 persen.
Pergerakan di atas Rp967 juta bisa mendorong Bitcoin lebih tinggi, dengan 62.350 dolar AS (sekitar Rp977 juta) sebagai target utama berikutnya.
Namun, jika gagal melewati Rp967 juta, Bitcoin dapat turun lagi. Support terdekat berada di dekat 60.450 dolar AS (sekitar Rp947 juta), dengan support yang lebih kuat di 60 ribu dolar AS (sekitar Rp940 juta). Jika harga turun lebih jauh, harga dapat menguji di angka 59.850 dolar AS atau bahkan 58.800 dolar AS (sekitar Rp921 juta).
DISCLAIMER: Artikel ini bukan ajakan untuk membeli bitcoin atau aset kripto lainnya. Bitcoin beserta seluruh aset kripto memiliki volatilitas tinggi sehingga dibutuhkan pemahaman yang dalam, sebelum membeli. Segala kerugian yang dialami adalah tanggung jawab diri masing-masing.
Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.