POSKOTA.CO.ID – Mengetahui bahwa aktivitas mereka disorot netizen, akun Instagram Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Jepang akhirnya jadi private akun. Namun ada yang menarik di balik kasus ini.
Sebelumnya, ramai yang merepost postingan ulah mereka di Jepang yang membuat netizen Indonesia mengecam perbuatan yang dianggap mempermalukan negara itu.
Akun Instagram geng @pemulih.harga.diri.ja*** yang berisi PMI di Jepang itu diserbu netizen yang merasa malu atas aksi mereka.
Geng Jepang ini kini ramai diperbincangan di media sosial X, bahkan telah membuat pihak KBRI Jepang angkat bicara.
Dalam akun X @minako_sa***, hingga kini masih terdapat beberapa cuplikan video hingga foto yang sempat disimpannya.
“IG sudah digembok, tapi sudah saya backup semua kontennya. Jaga-jaga untuk keperluan investigasi,” katanya.
Setelah akun PMI Jepang tersebut digembok, netizen kemudian mulai melakukan ivestigasi mandiri hingga akhrnya menemukan akun mereka di platform media sosial berbeda.
“Meskipun ramai di X kemungkinan oknum-oknum ini sebagian besar tidak punya akun X teman-teman, silahkan bisa melakukan sosialisasi juga lewat tiktok,” kata @minako_sa***.
Ungkap Penyebab PMI di Jepang Bikin Ulah
Dalam akun X tersebut, ternyata ada hal menarik mengenai kasus yang sedang hangat diperbincangkan, yakni salah satu alasan apa yang melatarbelakangi PMI di Jepang bikin ulah.
“Barusan dibisikin mutual, PHD (pemulih harga diri) Jepang ini asal-usulnya apa: Jadi, PHD berasal dari "joker mode" pekerja muda Indo,” kata akun @mercb*** saat membuat threadnya.
Dia menyebutkan bahwa parafrase yang diungkapkan adalah bullying di pabrik Jepang parah, jam kerja ada yang tak sesuai SOP, bahkan sampai dipukuli. “Dulu sempet banyak up tiktok," tambahnya.
Dia menyebutkan bahwa PHD Indonesia itu isunya yang diangkat lebih kepada motif ekonomi, UMT yang kecil, susahnya mencari kerja, dan sebagainya.
Asal organisasi PHD ini juga disebutkan ada persatuan silat tertentu yang didirikan sebagai upaya agar silat bisa diajarkan ke non-bangsawan sambil menunjukkan screen shoot Wikipedia tentang sebuah aliran silat.
“Nah, sebagian kecil dari anak mudanya membentuk PHD. Not necessarily underbow, tapi "berangkat dari kampung halaman yang sama dan relate dengan struggle itu," jelasnya.
Akun tersebut mendeskripsikan bahwa PHD ini memiliki value ala-ala joker, yang memposisikan diri sebagai us against everybody.
“Konsepnya itu nggak mau cari masalah, tapi nyari #tampil dan berkelompok agar ada sesuatu yang ditunjukkan. (Masih rumor) Katanya berfungsi sebagai organisasi pseudo-serikat,” terangnya.
“Tetapi bahwa worker abuses di Jepang (baik pabrik atau perusahaan) itu menjadi faktor pemicu kenapa pada gabung, itu anecdotally benar,” tambahnya.
Selanjutnya, falsafah persatuan silat dianggap relevan dengan apa yang terjadi dengan PMI Jepang tersebut relevan, apalagi secara dialektika yang terlihat runutan sebab-akibat.
“Silat ala kesatria, kebersamaan, tahan rasa sakit, lapang dada -> jadi ormas besar dgn 1jt+ member -> beberapa anak2 mudanya ketemu pabrik/kapitalisme ->,” paparnya.
Ada yang me-reply postingan tersebut dengan memberikan gambaran bagaimana dunia kerja di Jepang yang Sebagian besar dirasakan oleh WNI di sana.
“Tanpa membenarkan geng2annya sama sekali, tapi memang isu Kenshusei/Jishusei (semacam pekerja magang) ini sering jd masalah sih. Mereka kerja di bidang 3K (kitanai, kitsui, kiken/kotor, keras, bahaya), lalu -kasarnya- kerjanya fulltime tapi bayarannya magang,” kata @bimapraw***.
Akun @ddirtytis*** kemudian menimpali bahwa dari pengalaman pribadinya, hal tersebut tidak mempengaruhi penyelesaian konflik di tempat kerja.
“Misal ada bullying, lalu lapor ke Kumiai, ntar di mediasi sama dia yg ujung2nya diminta sabar LoL. Blm lagi kalau lapor LPK malah di-gaslight. KBRI? Bye,” terangnya.
Hal ini juga dikuatkan oleh @sajiw*** yang menganggap bahwa keonaran yang dilakukan PMI Jepang sebenernya adalah hanya sebagin kecil yang terjadi.
“Ini puncak gunung es dari Kemenaker, BP2MI, dan LPK@ yang ada di Indonesia. LPK-nya hanya peduli uang jadi seleksi seadanya, ngirim pekerja ke negara orang da dicek dan dipastikan lingkungan kerjanya suportif, belum lagi pihak terkait yang seharusnya melindungi para pekerja,” tandasnya.
Hingga artikel ini dibuat, thread tersebut masih berkembang sehingga banyak lagi komentar-komentar lain dari para netizen tentang kasus tersebut.
Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.