Mikha Tambayong buka-bukaan soal dirinya tak makan nasi selama 12 tahun bukan demi diet.(Foto: Instagram/miktambayong)

Kesehatan

Mikha Tambayong Buka-bukaan Tak Makan Nasi Selama 12 Tahun Bukan Demi Diet, Cek 3 Faktanya untuk Kesehatan!

Minggu 14 Jul 2024, 06:54 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Baru-baru ini, Mikha Tambayong menjadi bintang tamu di kanal YouTube TS Media bersama Marianne Rumantir.

Pada kesempatan itu, Marianne sempat menanyakan tentang kebiasaan Mikha yang sudah tidak menyentuh nasi selama bertahun-tahun. 

"Benar nggak udah nggak makan nasi bertahun-tahun?" tanya Marianne dengan penuh rasa ingin tahu, dikutip oleh Poskota, pada Minggu, 14 Juli 2024.

Menjawab pertanyaan tersebut, artis Indonesia kelahiran 15 September 1994 itu membenarkannya. Bahkan, kata dia, dirinya sudah berhenti makan nasi sejak tahun 2012 atau 2013. 

Menariknya lagi, Mikha mengatakan bahwa keputusannya itu bukan karena ingin menurunkan berat badan alias menjalani diet seperti kebanyakan orang.

"Bener kak, tapi sebenarnya maksudnya bukan untuk menguruskan badan atau mengurangi berat badan," terang Mikha.

Dalam sesi wawancara tersebut, wanita yang bengawali kariernya di Gadis Sampul buka-bukaan tentang alasan awal mengapa dirinya tidak lagi makan nasi hingga sekarang.

Saat itu, Mikha menjelaskan sedang gemar berolahraga Muay Thai atau Thai Boxing. Selama latihan, Mikha merasa tubuhnya masih terasa berat.

Oleh karenanya, dia memutuskan untuk mengatur pola makannya dengan berhenti makan nasi sejak saat itu hingga sekarang.

Ia pun merasa tidak masalah jika tidak mengonsumsi nasi. Justru sebaliknya, Mikha justru merasakan efek positif untuk kesehatannya.

"Ternyata memang untuk alasan kesehatan, aku memang harus sangat mengurangi gula, gitu," jelas Mikha.

Kendati demikian, meski Mikha sudah berhenti makan nasi putih, namun dirinya masih mengonsumsi nasi merah ketika hendak menjalani syuting. 

Lantas bagaimana pandangan ahli melihat fenomena tersebut? 

Dokter Saddam Ismail, melalui kanal YouTube pribadinya, memberikan penjelasan mendalam mengenai dampak dari pengurangan asupan karbohidrat atau bahkan tidak mengonsumsinya sama sekali, khususnya nasi.

Namun, dalam kondisi tertentu, metabolisme tubuh dapat beralih dari penggunaan karbohidrat sebagai sumber energi ke penggunaan lemak tubuh. Proses ini dikenal dengan istilah ketosis.

Ketosis adalah keadaan di mana tubuh menghasilkan energi melalui pemecahan lemak tubuh. 

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan tubuh beralih ke penggunaan lemak sebagai sumber energi adalah keadaan berpuasa, olahraga dengan intensitas tinggi, dan konsumsi makanan rendah karbohidrat.

"Ketika tubuh berada dalam kondisi ketosis, lemak digunakan sebagai sumber energi utama, yang juga dapat membantu mengurangi lapisan lemak tubuh sehingga berat badan dapat berkurang dengan relatif cepat," ujar Dr. Saddam dalam penjelasannya.

Adapun beberapa manfaat kesehatan yang dijelaskan oleh Dokter Saddam Ismail jika seseorang mengurangi karbohidrat atau nasi.

Fakta-fakta untuk Kesehatan

1. Nafsu Makan Cenderung Menurun

Ketika mengurangi asupan karbohidrat, kita cenderung lebih banyak mengonsumsi protein, sayur, dan buah-buahan. 

Mengurangi karbohidrat dapat mempengaruhi hormon yang mengatur rasa lapar. Senyawa keton yang dihasilkan dari pengurangan karbohidrat juga mempengaruhi otak, sehingga nafsu makan menurun.

2. Berat Badan Cenderung Menurun

Saat mengurangi karbohidrat, tubuh akan memecah lemak untuk dijadikan energi. Proses ini menyebabkan berat badan berkurang karena lemak dalam tubuh digunakan sebagai bahan bakar. 

Namun, perlu diketahui bahwa kondisi ketosis ini biasanya terjadi setelah beberapa minggu, dan respons setiap orang bisa berbeda.

3. Peningkatan Konsentrasi dan Tenaga

Ketika tubuh kekurangan karbohidrat, tubuh akan mulai beradaptasi dengan menggunakan lemak sebagai sumber energi. 

Otak juga akan beradaptasi menggunakan senyawa keton sebagai pengganti karbohidrat, yang dapat meningkatkan konsentrasi dan energi.

Meskipun ketosis dapat memberikan manfaat bagi orang yang mengalami obesitas atau memiliki kadar kolesterol tinggi, kondisi ini bisa berbahaya jika kadar keton berlebihan, terutama pada penderita diabetes atau pecandu alkohol. 

Oleh karena itu, ia menyarankan untuk selalu memastikan kondisi kesehatan sebelum memulai diet rendah karbohidrat.

Dengan demikian, meskipun mengurangi atau tidak mengonsumsi karbohidrat, terutama nasi, penting untuk tetap mempertimbangkan kondisi kesehatan secara keseluruhan dan pastikan untuk konsultasikan ke ahli kesehatan sebelum melakukan perubahan drastis dalam pola makan.

Tags:
karbohidratKesehatanMikha Tambayong:Marianne RumantirSaddam Ismailnasiartis indonesia

Mutia Dheza Cantika

Reporter

Mutia Dheza Cantika

Editor