Kopi Pagi

Kopi Pagi Harmoko: Konsisten dan Permanen

Kamis 25 Apr 2024, 06:43 WIB

“Perlu keteladanan para aparat, pejabat negeri dan politisi dalam mengaktualisasikan sikap konsisten secara permanen. Inkonsisten selain dapat menimbulkan keraguan, juga kebingungan yang pada akhirnya membuat suasana kurang kondusif".
-Harmoko-
 
Saat ini semakin dibutuhkan sikap konsisten dari seluruh elemen bangsa dalam membangun bangsa dan negara ke depan. Bagi politisi agar tiada henti membela kepentingan rakyat, bagi aparatur sipil negara agar meningkatkan pengabdian, sedangkan bagi pejabat agar semakin amanah, konsisten menelorkan kebijakan yang pro-rakyat. 

Konsisten yang berarti tetap pendirian, tidak berubah-ubah, taat asas, taat norma dan taat hukum, termasuk taat atas keputusan hasil pemilu legislatif dan pilpres 2024.

Taat atas keputusan lembaga yang berwenang sebagai penyelenggara pemilu, dalam hal ini Komisi Pemilihan Umum (KPU). Taat atas keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) atas sengketa hasil pilpres, sebagai keputusan yang final dan mengikat, meski di dalamnya terdapat perbedaan pendapat.

Sikap konsisten, tentu, tidak sebatas menghargai keputusan. Tidak pula sebatas ucapan yang disampaikan atas sebuah penghargaan, tetapi bermakna pula selarasnya antara perbuatan dengan ucapan.

Di dalamnya ada upaya yang dilakukan secara terus menerus dan sungguh-sungguh. Ada keteguhan hati untuk menjalankannya dengan senantiasa menyelaraskan perbuatan dengan ucapan.

Menjadi inkonsisten bilamana tidak melakukan upaya secara sungguh-sungguh. Ingkar atas sikapnya. Perbuatan tidak selaras dengan perkataan, sering berubah-ubah alias mencla-mencle atau plin-plan.

Sikap tidak konsisten dalam peribahasa Jawa sering digambarkan sebagai esuk tempe, sore dele, pagi tempe, sore kedele. Seseorang yang tidak teguh di dalam pendirian. Pagi bilang iya, sore berkata tidak. Atau sebaiknya.

Sikap yang demikian, selain merugikan banyak orang , juga merusak pergaulan dan kehidupan bermasyarakat. Lebih-lebih bagi para elite politik. Selain  dapat  menurunkan tingkat kepercayaan rakyat, juga akan merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kita semua tahu bahwa martabat dan harga diri pemimpin, elite politik dan pejabat negeri, terletak pada sejauh mana ia jujur dan konsisten dalam bersikap dan bertindak.

Kita berharap, apa pun situasinya seperti sekarang ini, di masa transisi dengan akan berakhirnya pemerintahan sekarang ini, dan menyongsong era pemerintahan baru, sikap konsisten hendaknya tetap menyatu dalam jati diri seseorang apa pun profesinya.

Perlu keteladanan dari para aparat, pejabat negeri dan politisi dalam mengaktualisasikan sikap konsisten secara permanen, seperti dikatakan Pak Harmoko dalam kolom Kopi Pagi di media ini.

Sikap tidak konsisten selain dapat menimbulkan keraguan dan kebimbangan juga kebingungan yang pada akhirnya membuat suasana menjadi kurang kondusif.

Lebih  lebih pasca pemilu sekarang ini, kian diperlukan sikap konsisten yang permanen untuk menyejukkan situasi dan suasana dalam membangun negeri.

Pertama, konsisten dalam perkataan. Maknanya tegas dalam ucapan sesuai dengan kebenaran yang diyakini tanpa mengubahnya demi suatu keuntungan, yang bertentangan dengan kebenaran

Kedua, konsisten dalam perbuatan, yakni mantap dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Tidak perlu ragu, takut, atau cemas oleh, atau pada, sesuatu.

Ketiga, konsisten dan permanen. Artinya teguh dalam bersikap dan bertindak. Tidak saja ucapan, sikap dan tindakannya sesuai dengan norma yang ada, apakah norma hukum, norma sosial dan moral. Juga etika serta budaya bangsa.

Keempat, konsisten dalam niat. Memantapkan hati dengan penuh kesadaran tinggi menuju terciptanya kebenaran dan kejujuran demi kemajuan bangsa.

Kelima, konsisten memperjuangkan aspirasi rakyat dan menelorkannya melalui kebijakan yang pro-rakyat. Meski pemilu telah usai, hendaknya tiada henti menyerap aspirasi dan harapan rakyat.

Boleh jadi harapan sebelum dan sesudah pemilu, berbeda atau terdapat tambahan aspirasi untuk membangun negeri.
Tak kalah pentingnya adalah konsisten terhadap janji yang telah disampaikan kepada rakyat.  Jangan kurangi, lebih-lebih mengingkari. (Azisoko)

Tags:
Kopi pagi HarmokokonsistenPermanen

Administrator

Reporter

Firman Wijaksana

Editor