ADVERTISEMENT

Co-Kapten Timnas Amin Tanggapi Informasi Ajakan Seluruh Partai jadi Satu Koalisi di Parlemen

Minggu, 3 Maret 2024 10:57 WIB

Share
Ketua Institut Harkat Negeri/IHN juga Co-Kapten Timnas 01 Amin, Sudirman Said bersama budayawan dan eks Komisioner HAM pembicara dalam acara Rethinking Indonesia dengan tema Persoalan Permasalahan Di Suatu Bangsa 'Pemilu Terburuk Dalam Sejarah Indonesia Akankah Kita terpuruk' di Jakarta, Sabtu (2/3/2024).
Ketua Institut Harkat Negeri/IHN juga Co-Kapten Timnas 01 Amin, Sudirman Said bersama budayawan dan eks Komisioner HAM pembicara dalam acara Rethinking Indonesia dengan tema Persoalan Permasalahan Di Suatu Bangsa 'Pemilu Terburuk Dalam Sejarah Indonesia Akankah Kita terpuruk' di Jakarta, Sabtu (2/3/2024).

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Setelah diduga adanya kecurangan pada proses pelaksanaan Pemilu 2024 di tengah proses Hak Angket yang masih berlangsung. Kini beredar informasi, ada ajakan terkait seluruh partai menjadi satu koalisi dalam parlemen.

Kemudian informasi tersebut ditanggapi Ketua Institut Harkat Negeri/ IHN sekaligus Co-Kapten Timnas 01 Amin, Sudirman Said, yang menggap bahwa hal itu sebagai permasalahan yang serius.

"Di Pemilu ini ada perbincangan dari luar, oleh orang penting, seolah-olah mengajak seluruh partai di dalam satu koalisi. Satu atau dua  partai di luar? Yang saya tahu bahaya ada satu pola koptas,” kata Sudirman Said saat menghadiri acara diskusi Rethinking Indonesia bertema Persoalan Permasalahan Di Suatu Bangsa 'Pemilu Terburuk Dalam Sejarah Indonesia Akankan Kita terpuruk, di Hotel GranDhika Iskandarsyah, Jalan Iskandarsyah Raya,Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (2/3/2024) sore.

Dikatakan Sudirman, dalam satu media nasional menyebutkan satu kalimat bahwa Presiden kita sedang jadi master of station mengumpulkan semua kekuatan dengan cara mengkonsolidasikan.

Bahkan, lanjut dia, ada suatu kekuatan-kekuatan tidak hanya mengkonsolidasikan untuk eksekutif, tapi legislatif dikontrol, sehingga menimbulkan negara bergerak tanpa terkendali.

“Dan menurut saya pribadi, bisa membahayakan," ujar Sudirman.

"Kita tidak akan hilangkan waktu melakukan konsolidasi kekuatan demokrasi di luar. Untuk itu kita mulai dengan cara berdiskusi dapat merajut semua kekuatan baik dari peserta Pemilu atau masyarakat sipil," lanjutnya.

Sudirman Said mengatakan, orang-orang yang pro demokrasi sebenarnya banyak, dan tidak hanya di masyarakat sipil, namun polisi, militer, dan ASN juga ada.  

Hanya memang, lanjut Sudirman, punya konsen dalam struktur, karena itu peran sipil society adalah memberikan plafon suatu payung supaya gerak-gerakan menyelamatkan demokrasi bisa mulai berjalan.

"Dari hak angket sendiri belum final. Jadi saya kira demokrasi dalam rancangan kesepakatan bersama dengan pelaku utama parpol  jadi kita tidak boleh aprio kepada Parpol dan mari kita buktikan apakah  parpol-parpol betul mendengarkan suara rakyat, dan perlu diingat ada satu kekuatan yang tidak kalah penting yaitu masyarakat sipil," tuturnya.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT