JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kelompok militan cabang Al-Qaeda, al-Shabaab mengklaim serangan yang menewaskan tiga tentara Unit Emirate Arab (UEA) dan seorang perwira militer Bahrain dalam sebuah misi pelatihan di Pangkalan Militer Jenderal Gordon, Mogadishu, Somalia, Sabtu (10/2/2024).
Melansir The Associated Pres (AP) News, kantor berita WAM milik pemerintah UEA melaporkan bahwa tewasnya tiga tentara dan seorang perwira tersebut tewas dalam sebuah aksi teroris pada Minggu (11/2/2024). Tidak hanya itu, serangan tersebut juga melukai dua orang lainnya.
Presiden Somalia Hassan Sheikh Mohamud hingga seorang diplomat senior UEA, Anwar Gargash menyampaikan belasungkawa atas korban yang terbunuh dan mendoakan kesembuhan bagi korban luka-luka.
“Tidak ada tindakan berbahaya yang akan menghalangi kita untuk melanjutkan pesan keamanan dan keselamatan serta memerangi ekstremisme dan terorisme dalam segala bentuknya," tulis Gargash di X.
Kelompok al-Shabaab sendiri mengklaim serangan tersebut melalui sebuah pernyataan online dengan menyebut bahwa serangan tersebut menewaskan beberapa orang yang terlibat dalam upaya militer UEA.
Al-Shabaab, atau ‘pemuda’ dalam bahasa Arab, adalah kelompok ekstremis Islam Sunni di Somalia yang lahir dari tahun-tahun anarki di negara tersebut setelah perang saudara pada tahun 1991. Afiliasi Al-Qaeda ini pernah menguasai Mogadishu.
Seiring berjalannya waktu, pasukan yang dipimpin oleh Uni Afrika, dengan dukungan AS dan negara-negara lain, mendorong para militan keluar dari Mogadishu.
Pada tahun-tahun berikutnya,Al-Shabab tetap menjadi ancaman karena berusaha menggulingkan pemerintah Somalia yang didukung Barat.
Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Somalia pada hari Minggu mengutuk apa yang disebutnya sebagai serangan pengecut terhadap misi pelatihan tersebut.
"Kami menyampaikan belasungkawa terdalam kami kepada orang-orang terkasih dari mereka yang kehilangan nyawa mereka dalam serangan teroris yang menyedihkan kemarin terhadap para pelatih militer UEA dan tentara Somalia yang dengan gagah berani bekerja untuk memajukan stabilitas negara," kata kedutaan.
UEA dalam beberapa tahun terakhir semakin banyak berinvestasi di pelabuhan-pelabuhan di Afrika Timur, termasuk di wilayah Somaliland yang memisahkan diri dari Somalia.
Mengamankan Somalia sejalan dengan kekhawatiran UEA yang lebih luas mengenai keamanan di Teluk Aden dan Laut Arab, terutama karena pembajakan Somalia kembali terjadi setelah bertahun-tahun di tengah serangan pemberontak Houthi Yaman terhadap kapal-kapal di wilayah tersebut.