Sering dikatakan, sibuk mencari kesalahan diri sendiri adalah baik, tetapi sibuk mencari – cari kesalahan orang lain, tentu tidaklah baik. Apalagi, jika sibuk mencari- cari kesalahan orang lain, lantas lupa akan kesalahan diri sendiri.
“Coba perhatian, kalau seseorang mengarahkan jari telunjuknya ke depan, maka empat jari yang lain, ibu jari, jari tengah, jari manis dan kelingking akan mengarah ke belakang,” ujar mas Bro mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, Yudi dan Heri.
“Betul juga. Maknanya gimana tuh?,” tanya Heri.
“Filosofi ini mengajarkan agar kita hati – hati jika ingin menunjuk kesalahan orang lain, karena apa yang kita tuduhkan belum tentu benar,”jawab mas Bro.
“Iya anggota tubuh kita sebenarnya sudah memberikan sinyal. Satu jari menunjuk ke depan, empat jari lain mengarah ke belakang, menunjuk diri sendiri,” kata Heri.
“Seolah mengingatkan, agar jangan asal tunjuk kesalahan orang orang.
Bisa juga diartikan untuk selalu intropeksi, sebelum menunjuk kesalahan orang. Boleh jadi kesalahan diri sendiri lebih banyak, ketimbang yang diperbuat orang lain,” kata mas Bro.
“Sama juga dengan organ tubuh lainnya. Panca indera kita , mata misalnya berada di depan, agar kita selalu memandang ke depan, apa yang bakal terjadi, agar selalu bersiap diri. Bukan berada di belakang agar tidak selalu melihat masa lalu, yang bukan lagi milik kita,” urai Yudi.
“Iya itulah filosofi hidup kita. Anggota tubuh kita , sesama jari sudah saling sudah saling mengingatkan langkah kita. Bukan saling menyalahkan. Hendaknya ini pun dipraktikkan dalam kehidupan nyata,” kata mas Bro.
“Saling menyalahkan saja hendaknya dihindari, apalagi kalau mencari – cari kesalahan, tentu harus lebih dihindari ya,” kata Heri.
“Melihat kesalahan orang lain lebih mudah, ketimbang mencari kesalahan diri sendiri,” ujar Yudi.
“Tetapi jangan karena mudah, maka dengan mudah pula menyalahkan orang lain. Lantas sibuk mencari – cari kesalahan orang lain, kesalahan orang yang tidak disukai, orang yang dinilai menjadi penghambat karir, pesaing kontestasi dalam pemilu,” kata mas Bro.
“Lebih ironi lagi,jika mencari – cari kesalahan orang lain demi menutupi kekurangan diri sendiri. Jangan pula kemudian bertindak seperti pepatah “Buruk muka cermin dibelah.”. (joko lestari).