ADVERTISEMENT

Obrolan Warteg: Memuji, Yes. Menjelekkan, No  

Senin, 15 Januari 2024 05:10 WIB

Share
Obrolan Warteg
Obrolan Warteg

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Ada pesan bijak dari ulama sekaligus budayawan, KH Ahmad Mustofa Bisri, akrab
disapa Gus Mus, di tengah memanasnya situasi politik saat ini.

Jangan menjadi ‘eror’ ketika terlibat politik praktis. Pesta demokrasi lima tahunan
tidak disikapi secara berlebihan. Akal budi dan nurani akan terpengaruh.

Kalau mendukung capres atau caleg, ungkapkan kebaikannya, tetapi jangan
kemudian menjelek- jelekkan calon lain. Ini bisa menimbulkan perpecahan, kata
Gus Mus usai silaturahmi Kebudayaan, di Semarang, Jateng, Jumat (12/1/2024)
malam.

“Berarti saling memuji, bukan saling menjelekkan,” kata Heri mengawali obrolan
warteg, usai maksi bersama sohibnya, mas Bro dan Yudi.

“Setuju banget. Memuji itu bagus, tetapi kalau sudah menjelekkan itu buruk.
Persoalannya, kita pilih yang baik atau buruk,” tambah Yudi.

“Logikanya setiap orang pasti memilih yang baik, bukan yang buruk,” kata Heri.
“Coba kita belanja sayuran, beli buah pasti pilih yang baik, masih segar, bukan
yang layu, Mengaduk – aduk sampai bawah, bolak – balik melihat tujuannya agar
mendapatkan barang yang benar – benar bagus,” kata Yudi.

”Maknanya barang yang dipilih itu adalah yang terbagus, lainnya jelek. Benar
nggak Bro?,” tanya Heri.

“Iya sih. Tapi jangan lantas menjelek – jelekkan barang yang tidak dipilih dong,”
kata Yudi.

“Loh saya memilih buah mangga misalnya. Dipilih karena terlihat sudah matang, bentuknya bagus, lebih besar, banyak dagingnya. Mangga yang lain tidak dipilih
karena jelek. Jeleknya seperti apa, harus disampaikan,” urai Heri.

“Tapi ingat! Mangga yang menurut kalian bagus, belum tentu bagus menurut orang
lain. Yang kalian anggap jelek,belum tentu jelek bagi orang lain.Betul nggak?,”
tanya mas Bro.

Halaman

ADVERTISEMENT

Editor: Rendra Saputra
Sumber: -
Berita Terkait

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT