ADVERTISEMENT
Selasa, 16 Januari 2024 13:08 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
SERANG, POSKOTA.CO.ID - Keterbatasan ekonomi bukan menjadi alasan seorang pedagang Cilor di Kota Serang, Banten dalam mengamalkan ilmu agama.
Deni Priyatna, pedagang Cilor yang tempat tinggalnya di Lingkungan Ciawi, RT 05, RW 13 Kelurahan Cipare, Kecamatan Serang, Kota Serang, Banten dijadikan ladang pengabdian.
Deni rela membangun sebuah gubuk di tepi jurang bantaran Sungai Cibanten, untuk dijadikan tempat mengajar ngaji kepada 40 anak tetangganya.
Hal itu dilakukan semata-mata untuk berdedikasi terhadap lingkungan. Sehingga generasi anak muda tidak gelap agama dan menjauhi perbuatan yang buruk.
"Kepedulian saya terhadap lingkungan. Gimana kalau kedepannya kalau nggak dari kita, siapa lagi. Sama ingin memanfaatkan ilmu," katanya, Selasa (16/1/2024).
Deni mengaku gubuk yang diberi nama Majelis Nurul Huda itu dibuat hasil jerih payahnya menyisihkan dari jualan Cilor. Selain itu, material penunjang majelis didapatkan dari pemanfaatan limbah.
"Hampir 2 tahun tempat ngaji berdiri. Masang sendiri, mulung sendiri. Rusak hampir setahun," ungkapnya.
Pria dua anak itu menuturkan, sudah setahun ini material bangunan dari kayu dan bambu dengan dindingnya dari bilik serta atapnya genting tersebut, mengalami kerusakan.
Bahkan setiap turun hujan, pengajian kerap dihentikan demi keselamatan anak-anak yang mengaji, karena dikhawatirkan tertimpa genting atau bangunan roboh.
Apalagi, majelis itu tidak memiliki langit-langit. Ditambah, Deni mengajarkan ngaji secara gratis dan harus menunggu tabungan cukup untuk menambal kerusakan majelis.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT