ADVERTISEMENT
Jumat, 12 Januari 2024 07:18 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin menerima kunjungan sejumlah tokoh bangsa yang tergabung dalam Gerakan Nurani Bangsa (GNB) di Istana Wapres, Jakarta, Kamis sore (11/1/2024).
Mereka adalah Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Quraish Shihab, Lukman Hakim Saifuddin, Karlina Rohima Supelli, Makarim Wibisono, Kardinal Suharyo, Pendeta Gomar Gultom, dan Alissa Wahid.
Dalam pertemuan itu, Wapres mengungkapkan apresiasinya kepada para tokoh lintas agama tersebut yang hadir membawa gagasan Gerakan Nurani Bangsa sebagai upaya untuk menjaga dan merawat bangsa Indonesia.
Lebih lanjut, Wapres mengungkapkan bahwa kunci merawat keutuhan bangsa adalah nurani yang dimotori akal yang sehat dan hati yang bersih. Oleh sebab itu, peran para tokoh bangsa sangat fundamental guna terus menjaga akal dan pikiran masyarakat agar tetap sehat dan jernih.
Adapun salah satu tantangan terdekat dalam merawat keutuhan bangsa, sebut Wapres, adalah kontestasi Pemilu 2024. Wapres menambahkan Pemilu dapat menyebabkan polarisasi masyarakat yang berujung pada perpecahan.
"Sehingga, peran tokoh bangsa saat ini sangat diperlukan, khususnya untuk mengingatkan agar masyarakat dapat terus mampu menjaga batas perbedaan pilihan politik pada koridor yang tidak menimbulkan konflik," tambah Wapres.
Sebab, tutur Wapres, apabila bangsa Indonesia sampai terpecah, maka hal ini telah mengkhianati perjuangan para pendiri bangsa yang telah berjuang menyatukannya pada masa lampau.
"Bisa dibayangkan negara seluas ini bisa disatukan, itu menurut saya itu bukan pekerjaan mudah. Bagaimana masa itu dengan keterbatasan alat komunikasi dan transportasi, tetapi luar biasa bisa menyatukan berbagai etnik, agama, melalui kesepakatan nasional,” paparnya.
Salah satu tokoh GNB, Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid yang juga istri Presiden RI ke-5 Abdurrahman Wahid, mengungkapkan keresahannya, terutama mengenai situasi menjelang Pemilu dan masih adanya konflik di tanah air, seperti di Papua.
"Ini semua membuat kami prihatin bagaimana untuk menghadapinya, karena semuanya ini adalah anak bangsa Indonesia yang kita cintai. Karena itu tergeraklah melihat situasi seperti ini, maka kami mempunyai pemikiran untuk mendirikan sebuah gerakan yang kita namakan Gerakan Nurani Bangsa,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT