Sental-Sentil

Obrolan Warteg: Sesal Kemudian Tak Berguna

Senin 08 Jan 2024, 05:11 WIB

“Ada apa Bro, terlihat resah dan gelisah?,” tanya Heri kepada sohibnya mas Bro, usai maksi bersama di warteg langganan.

“Iya kelihatannya ada sesuatu. Bilang saja, siapa tahu kita bisa saling sharing,kita bertiga kan sohib,” tambah Yudi.

“Sebenarnya nggak ada masalah, cuma menyesal saja atas kejadian kemarin,” ujar mas Bro.

“Apa masalahnya, jika boleh tahu?,” tanya Heri.

“Sangat pribadi sih, sepertinya tidak perlu saya publish. Ya, cuma kalau ingat kejadian yang kemarin , rasanya menyesal saja,” jawab mas Bro.

“Kalau begitu saya sebagai sohib cuma bisa bilang jangan sesali perbuatan yang terjadi kemarin atau yang sudah lalu,” kata Heri.

“Betul Bro, buat apa menyesali perbuatan yang sudah lalu. Boleh jadi yang kamu sesali karena perbuatannya kepada orang lain, malah orang lain itu tidak pernah berpikir tentang perbuatan kamu,” tambah Yudi.

“Ingat Bro, ada pepatah mengatakan ‘ Jangan awali hari ini dengan penyesalan hari kemarin, karena akan mengganggu hebatnya hari ini, dan merusak indahnya hari esok,”kata Heri.

“Iya ini soal kelalaian saja, tidak cermat mengantisipasi kondisi yang terjadi. Mestinya saya bisa memberikan banyak manfaat kepada banyak orang, tetapi karena tidak memahami isyarat, peluang hilang begitu saja,” kata mas Bro.

“Sata setuju Bro, kalau hidup itu harus mampu memperhatikan tanda – tanda. Ibarat mengemudikan kendaraan, abai memperhatikan rambu – rambu bisa berakibat  fatal,” kata Yudi.

“Tanda-tanda ada di sekitar kita. Tanda-tanda alam misalnya bisa untuk memitigasi bencana. Hanya saja kita kadang kurang cermat memahami dan memaknai,” urai mas Bro.

“Begitu juga jika kita hendak memberikan hak suara dalam pemilu. Memilih capres- cawapres, memilih anggota dewan, perhatikan tanda – tanda , jangan asal pilih, jangan apa kata orang, biar nggak menyesal di kemudian hari,” kata Heri.

“Ingat pilpres hanya lima tahun sekali. Gunakan hak pilih sebaik – baiknya, secara baik dan benar agar tidak timbul penyesalan,” kata Yudi.

“Kalau ada yang ngasih amplop gimana, memaksa lagi?,” tanya Heri.

“Terima saja. Ambil uangnya, buang amplopnya. Soal pilihan sesuai hati nurani,” jelas Yudi.”Atau menolak, jangan menyesal di kemudian hari karena terpaksa memilih.” (joko lestari)

Tags:
Obrolan WartegSesal Kemudian Tak BergunaSental-SentilPenyesalan

Administrator

Reporter

Administrator

Editor